BPOM Diminta Transparan, Penyebab Kematian Etilen Glikol Bukan BPA!

- 27 Oktober 2022, 22:23 WIB
Isi ulang air kemasan
Isi ulang air kemasan /Agnes Aflianto/ARAHKATA

Dia menjelaskan asam oksalat jika sudah mengkristal akan berbentuk seperti jarum tajam.

“Asam oksalat kelarutannya kecil, kalau ketemu kalsium akan terbentuk garam yang sukar larut dalam air dan larinya akan ke organ seperti empedu dan ginjal. Jika lari ke ginjal, kristalnya tajam dan akan mencederai ginjal,” tuturnya.

Jika kondisi ini terjadi pada anak-anak yang memiliki ukuran ginjal lebih kecil, dampak yang ditimbulkan akan menjadi parah. Tidak hanya memapar di ginjal, efeknya juga bisa lari ke jantung dan juga memicu kematian yang cepat.

Baca Juga: Bos Judi Online, Apin BK Ditahan di Mapolda Sumatera Utara

Melihat kenyataan ini, Komnas Anak dan Anggota Komisi IX DPR RI pun mendesak untuk BPOM juga melakukan penelitian terhadap kemasan pangan berbahan etilen glikol ini.

Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait, bahkan meminta BPOM memberikan peringatan berupa pelabelan berpotensi mengandung etilen glikol terhadap kemasan-kemasan pangan berbahan etilen glikol.

“Saya kira kalau memang sudah positif WHO mengatakan yang di Afrika itu bahwa sirup obat batuk itu mengandung etilen glikol dan itu mengakibatkan banyak anak di Afrika meninggal karena gagal ginjal, itu kan sebuah data yang dikeluarkan oleh badan dunia tentang kesehatan,” ujarnya.

Baca Juga: Waspada Varian Baru COVID -19 XBB Lebih Cepat Menular

Karenanya, lanjut Arist, meski di Indonesia belum ditemukan sirup obat batuk seperti yang digunakan di Afrika, kandungan etilen glikol itu ada juga di salah satu produk air minum dalam kemasan.

“Karena itu, saya kira BPOM perlu melakukan penelitian terhadap produk-produk yang mengandung etilen glikol itu, seperti pada air minum kemasan galon sekali pakai,” katanya.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x