Nakes Palestina Terinfeksi COVID-19, Israel Enggan Berikan Vaksin

20 Januari 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi keengganan Israel memberikan Vaksin Virus Covid-19 /

ARAHKATA – Negara Israel dinilai telah mengabaikan tugas mereka sebagai pihak penjajah, dengan tidak ingin memberikan pengadaan vaksin bagi para tenaga medis Palestina yang dilaporkan telah terinfeksi virus COVID-19.

Dilansir dari laporan Reuters, dan parstoday menurut data perwakilan WHO di Palestina, sebanyak 8.000 tenaga medis setempat terinfeksi COVID-19. Bukan tanpa usaha Pemerintah Palestina dalam melakukan pengadaan vaksin bagi tenaga nakesnya, yang mana Palestina sudah mengajukan permintaan resmi kepada Israel untuk membantu memberikan 10.000 dosis vaksin COVID-19 bagi tenaga medis. Permohonan itu disampaikan karena vaksin bantuan WHO dan yang dibeli dari sejumlah perusahaan farmasi belum tiba.

"Israel mengabaikan tugas mereka sebagai pihak penjajah dan melakukan diskriminasi rasial terhadap rakyat Palestina berkenaan dengan penyediaan vaksin," tulis Kementerian Luar Negeri Palestina dalam pernyataannya.

Ditegaskan bahwa, “Upaya pemerintah Palestina untuk menyediakan vaksin COVID-19 dari berbagai pihak bukan berarti Israel bisa lepas tangan terkait penyediaan vaksin bagi rakyat kami.”

Baca Juga: Pekalongan Banjir, 6.619 Jiwa Terdampak

Persediaan vaksin Virus Corona di Israel dilaporkan sudah cukup untuk seluruh warga Zionis. Sementara pemerintah Palestina baru akan mengikat kesepakatan pembelian vaksin untuk para penduduk di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Sampai saat ini tercatat ada 165.250 kasus infeksi COVID-19 di Palestina. Dari jumlah itu, 1.735 pasien meninggal dunia. 

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyebutkan bahwa 4.400 penduduk Palestina yang ditahan di penjara Israel dalam kondisi memprihatinkan.

WHO Beri Peringatan

Sementara itu, terkait dengan negara-negara kaya yang enggan atau menimbun vaksin dalam hal ini COVID-19, WHO memberi peringatan sebagai negara tidak bermoral.

Baca Juga: Prioritaskan Vaksin Bagi Jurnalis 

"Penimbunan vaksin Corona di negara-negara kaya bukan saja tidak bermoral, tapi juga memperpanjang pandemi ini," ungkap Tedros Adhanom Senin (18/1/2021) seperti dilaporkan Fars News.

Lebih lanjut direktur WHO ini menambahkan, di 49 negara kaya dunia telah disuntikkan lebih dari 39 juta dosis vaksin.

WHO dan sejumlah dana dunia yang aktif di bidang kesehatan tahun lalu (2020) meluncurkan program COVAX untuk pembagian adil vaksin di antara negara kaya dan berkembang.

Meski banyak negara kaya menjadi anggota program ini, namun mereka menjalin kontrak terpisah dengan perusahaan farmasi untuk memenuhi kebutuhan vaksin bagi warganya. 

Editor: Mohammad Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler