Covid-19 Merajalela, Libanon Hadapi Krisis Kemanusiaan dan Ekonomi

- 3 Februari 2021, 09:31 WIB
Kondisi Kota Beirut, Libanon, yang hancur/Reuters/msf
Kondisi Kota Beirut, Libanon, yang hancur/Reuters/msf /

ARAHKATA - Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak negara di dunia terkena dampaknya, mulai dari pergulatan di dunia kesehatan hingga kesulitan ekonomi. Kondisi tersebut juga dialami Libanon.

Libanon yang tengah terjadi konflik perang saudara mengalami kondisi ini tiga kali lebih parah ketimbang negara lainnya. Dalam pertemuan daring yang diselenggarakan oleh Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas), baru-baru ini, diketahui masyarakat Libanon mulai kesulitan mencari pekerjaan hingga makanan sejak Covid-19 melanda di akhir 2019 silam.

“Situasi ini menambah sulitnya mendapatkan barang kebutuhan warga. Tekanan sosio-ekonomi telah membuat harga barang-barang kebutuhan pokok, termasuk makanan, semakin sulit dijangkau oleh banyak orang,” kata Dr. Caline Rehayem, Wakil Koordinator Medis MSF di Libanon.

Baca Juga: Perang Kurdi Lawan Kurdi di Perbatasan Irak-Turki Terancam Pecah

Keadaan ini dapat memperburuk kondisi kesehatan masyarakat dan akses ke layanan kesehatan. Impian hidup nyaman pun masih sangat jauh di Libanon.

Di negara yang aman, fasilitas kesehatan berdiri dengan kokoh. Masyarakat juga tak kesulitan mengaksesnya. Berbeda dengan Libanon, klinik atau rumah sakit harus dibayang-bayangi oleh serangan teror atau bom.

"Selama setahun terakhir, staf yang bekerja di klinik MSF telah mengamati peningkatan kerentanan di antara pasien kami. Banyak dari mereka yang mengungkapkan masalah keuangan terkait dengan situasi ekonomi negara, yang bagi sebagian berdampak pada kemampuan mereka untuk menjalankan pengobatan dengan benar," tambahnya.

Baca Juga: Dilanda Krisis, Dalam Seminggu Negara Ini Tiga Kali Ganti Presiden

Sementara itu, kasus Covid-19 di Libanon terus meningkat. Melonjak dari kurang dari 200 kasus sehari sebelum ledakan menjadi rata-rata 1.500 kasus per hari pada Desember 2020. Hingga saat ini, total lebih dari 199.000 kasus.***

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x