“Kami kehilangan kebebasan, keadilan dan sangat membutuhkan demokrasi,” tulis seorang pengguna Twitter. Tolong dengarkan suara Myanmar.
Baca Juga: 22 WNI Tewas di Kapal Tiongkok, B2P3: Jokowi Bicaralah, Ini Soal Kemanusiaan!
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Amnesty International mengecam pemadaman listrik itu sebagai "keji dan sembrono".
“Menutup internet di tengah kudeta yang tidak menentu, krisis kemanusiaan, dan pandemi kesehatan adalah keputusan keji dan sembrono,” kata Ming Yu Hah, seorang pejabat senior Amnesti di Asia.
"Militer harus segera membangun kembali semua telekomunikasi dan berhenti membahayakan hak-hak orang."***