Moskow-London Makin Tegang Usai Penembakan di Laut Hitam

- 24 Juni 2021, 23:14 WIB
Rusia akan batasi akses kapal militer di beberapa bagian Laut Hitam.
Rusia akan batasi akses kapal militer di beberapa bagian Laut Hitam. /Sumber: USNI News / Yoruk Isık/

ARAHKATA – Perang urat syaraf Moskow dan London terus meningkat usai insiden yang melibatkan kapal perang Inggris dan pasukan Rusia di Laut Hitam Rabu 23 Juni 2021 lalu. Kedua belah pihak saling menuduh memberikan laporan yang tidak akurat tentang insiden tersebut.

Rusia mengatakan pihaknya melepaskan tembakan peringatan dan menjatuhkan bom di jalur HMS Defender pada hari Rabu saat berlayar di lepas pantai semenanjung Krimea.

Moskow menuduh kapal perusak Angkatan Laut Inggris melanggar perairan teritorialnya.

Sedangkan Inggris membantah laporan Rusia, dengan mengatakan tidak ada tembakan peringatan dan tidak ada bom yang dijatuhkan, tetapi menyatakan bahwa latihan meriam Rusia telah terjadi di daerah tersebut.

Baca Juga: Benigno Aquino, Mantan Presiden Filipina Tutup Usia

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis 24 Juni bahwa HMS Defender bertindak secara legal di perairan internasional dan menggambarkan rute kapal telah sesuai.

“Poin pentingnya adalah kami tidak mengakui pencaplokan Krimea oleh Rusia,” katanya.

“Ini adalah perairan Ukraina dan sepenuhnya tepat untuk menggunakannya dari A ke B.”

Rusia sendiri bertahan dengan argumen bahwa Krimea telah menjadi bagian dari wilayahnya pada tahun 2014 dan Moskow menganggap daerah di sekitar pantai semenanjung Krimea sebagai perairan Rusia.

Baca Juga: Begini Kondisi Tasya Farasya Setelah Positif Covid-19

Tetapi negara-negara Barat menganggap Krimea sebagai bagian dari Ukraina dan menolak klaim Rusia atas laut di sekitarnya.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab juga mengecam Moskow pada Kamis.

“Kapal Angkatan Laut Kerajaan sedang melintas dengan damai melalui perairan teritorial Ukraina. Kami melakukannya sesuai dengan hukum internasional dan karakterisasi Rusia diperkirakan tidak akurat,” ujar Boris Johnson.

Baca Juga: Jangan Takut! Ini Cara Aman Isolasi Mandiri di Rumah

Di bawah hukum laut internasional, “lintasan bebas” mengizinkan sebuah kapal untuk melewati wilayah perairan negara lain selama hal itu tidak mempengaruhi keamanannya.

Sementara itu, dalam komentar yang disiarkan melalui televisi pemerintah, juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Inggris mengatakan "kebohongan terbuka" mengenai laporan peristiwanya.

Baca Juga: Ini Tempat Wisata yang Ditutup Bupati Purbalingga

Kementerian memanggil Duta Besar Inggris Deborah Bronnert pada hari Kamis untuk menyampaikan protes keras dan Kremlin menggambarkan sebagai "provokasi".

Pemerintah Inggris mengatakan tidak akan menerima campur tangan yang melanggar hukum dengan prinsip lintas damai setelah insiden tersebut, yang menurut para pejabat terjadi ketika HMS Defender sedang melakukan perjalanan dengan rute yang diakui secara internasional dari Odessa, Ukraina, ke Georgia.***

 

 

 

 

 

Editor: Agnes Aflianto

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah