Dilanda Krisis, Dalam Seminggu Negara Ini Tiga Kali Ganti Presiden

- 17 November 2020, 16:43 WIB
Presiden Baru Peru, Francisco Sagasti
Presiden Baru Peru, Francisco Sagasti /qcostarican.com

ARAHKATA – Peru, Amerika Selatan menjadi sorotan dunia ketika negara tersebut mengalami pergantian tiga kali presiden dalam seminggu.

Hal ini disebabkan oleh krisis politik yang melanda negara tersebut sehingga dua Presiden sebelumnya harus mundur akibat desakan demonstran yang tumpah ruah di Lima, Ibukota negara tersebut.

Dilansir Aljazeera , Kongres Peru telah memilih legislator Francisco Sagasti sebagai presiden sementara negara di pegunungan Andes tersebut pada Minggu, 16 November 2020 waku setempat.

Baca Juga: Langkah Israel Soal Pemukiman, Dinilai Membuat Marah AS

Orang-orang melambai-lambaikan bendera merah-putih bangsa dan membunyikan klakson di luar gerbang Kongres pada hari Senin ketika Sagasti yang berusia 76 tahun, dari Partai sentris Morado, memenangkan cukup suara untuk memimpin Kongres.

Ini berarti dia akan mengambil alih kursi kepresidenan Peru sebelum pemilihan nasional yang diadakan pada bulan April.

Sagasti akan menjadi presiden ketiga Peru dalam seminggu, setelah pemimpin sementara Manuel Merino mengundurkan diri pada hari Minggu, lima hari setelah disumpah menyusul pemakzulan terhadap Martin Vizcarra dari kalangan sentris.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Suriah Meninggal Dunia

Pencopotan Vizcarra, yang populer di kalangan banyak orang Peru tetapi membuat marah para legislator dengan desakannya untuk langkah-langkah anti-korupsi dan upaya untuk mengekang kekebalan parlemen, memicu protes berhari-hari yang menyebabkan kematian dua pria.

“Hari ini bukanlah hari perayaan,” kata Sagasti, memberikan nada suram pada kata-kata pertamanya setelah menjabat di Kongres.

"Kami tidak dapat kembali, menghidupkannya kembali, tetapi kami dapat mengambil tindakan dari Kongres, dari eksekutif, sehingga ini tidak terjadi lagi."

Sagasti, mantan insinyur dan pejabat Bank Dunia itu akan menghadapi tantangan berat untuk membawa Peru kedalam situasi yang stabil, yang sudah terpukul parah oleh COVID-19 dan menuju kontraksi ekonomi terburuk dalam satu abad.

Baca Juga: Mengejutkan, Lima Hari Menjabat Presiden Peru Mengundurkan Diri

Sagasti akan dilantik sebagai presiden sementara negara itu pada hari Selasa. Dia menerima 97 suara mendukung dengan 26 menentang, dan akan menyelesaikan mandat pemerintah saat ini yang berakhir pada Juli 2021 dan akan mencakup penyelenggaraan pemilihan umum pada 11 April.

Sagasti diketahui menggantikan dua presiden sebelumnya yang harus mundur karena desakan rakyat yaitu Martin Vizcarra dan Manuel Merino.

Sebagai gambaran, pergantian presiden hingga dua kali dalam sepekan adalah imbas dari kebijakan Vizcarra. Vizcarra, yang populer di kalangan warga Peru, memajukan kebijakan anti-korupsi yang pada intinya mengincar figur-figur pemerintahan yang selama ini mendapat imunitas.

Baca Juga: Kedutaan Arab Saudi di Den Haag Ditembaki

Anggota parlemen adalah satu dari sekian banyak hal yang imunitasnya ingin dihapus oleh Vizcarra. Namun, karena Vizcarra melakukannya secara frontal, kebijakan yang ia ambil membuat gerah anggora parlemen. Mereka akhirnya memutuskan untuk menyingkirkan Vizcarra lewat voting mosi tidak percaya.

Pengganti Vizcarra, Manuel Merino, ketiban sial. Pemakzulan Vizcarra memicu kerusuhan di Peru. Ia mencoba mengendalikan situasi dan malah memakan korban jiwa dua orang. Merasa gagal, Merino mengundurkan diri yang kemudian memberi jalan pada Francisco Sagasti dari Partai Morado.***

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x