Baca Juga: Pandemi, Industri Tekstil Masih Positif di Triwulan III 2020
Keenam, melakukan deregulasi dan integrasi perizinan. Hal ini perlu dilakukan dengan menyeragamkan semua aplikasi perizinan dan mengintegrasikannya dengan yang ada di pusat dan di daerah.
“Dulu kita cuma perintahkan saja ke daerah untuk membuat, tapi aplikasinya tidak kita siapkan. Ada aplikasi si Cantik, si Jelek, si Norak, banyak sekali. Tapi tidak seragam. Ke depan, kita ingin pemerintah pusat menyeragamkan semua. Dikasih hardware dan software-nya. Dilatih,” kata Bahlil Lahadalia.
Dalam laporannya, BKPM mengatakan secara kumulatif sepanjang periode Januari–September 2020, kinerja realisasi investasi Indonesia tercatat mencapai Rp611,6 triliun, terdiri atas PMA sebesar Rp301,7 triliun dan PMDN sebesar Rp309,9 triliun. Kinerja tersebut berhasil menyerap 861.581 orang tenaga kerja Indonesia.
Kontribusi PMDN
Dari kinerja realisasi investasi periode Januari--September 2020, terlihat bahwa PMDN masih memberikan kontribusi yang lebih besar yaitu Rp309,9 triliun atau 50,7% dari total realisasi, dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 448.934 orang.
Baca Juga: Pandemi, Industri Tekstil Masih Positif di Triwulan III 2020
Adapun, untuk sektor penyumbang terbesar PMDN berasal dari sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi (23,6%) dan lokasi proyek dengan realisasi investasi terbesar berada di Jawa Timur (15,3%).
Sementara itu pada periode yang sama, realisasi investasi PMA memberikan kontribusi sebesar Rp301,7 triliun atau 49,3% dari total realisasi dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 412.647 orang.
Selanjutnya, untuk sektor penyumbang terbesar PMA berasal dari sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya (21,4%) dan lokasi proyek dengan realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat (16,9%).