Penting Disimak, Kementan Jelaskan Gejolak Harga Cabe di Pasaran!

- 31 Januari 2021, 17:13 WIB
Dalam sebuah penelitian menyatakan jika cabe rawit dapat membantu proses pembakaran lemak dengan baik.*
Dalam sebuah penelitian menyatakan jika cabe rawit dapat membantu proses pembakaran lemak dengan baik.* /Pixabay/

ARAHKATA – Harga cabai dan bawang merah di tanah air kerap bergejolak. Meski demikian, gejolak harga kedua komoditas hortikultura tersebut bukan dikarenakan kekurangan pasokan tetapi lebih karena karakteristik dari komoditas tersebut.

Cabai misalnya, merupakan komoditas yang mudah rusak (perishable). Produksi cabai ataupun bawang merah sangat bertumpu pada musim.

Daya tahan cabai segar hanya berkisar antara satu sampai tiga hari. Semakin rendah kesegarannya, maka akan semakin jatuh harganya. Di sisi lain, harga bawang merah relatif stabil dari cabai karena karakteristiknya yang lebih tahan lama dan mengalami penyusutan yang lebih sedikit.

Baca Juga: Pernyataan Kapolri dalam Pertemuan dengan Panglima TNI

Berbeda dengan komoditas beras, gula atau kedelai yang memiliki kebijakan pro-produsen, komoditas hortikultura memiliki kebijakan pro-konsumen. Ketika harga tinggi, petani terkesan 'terancam' oleh operasi pasar, tetapi ketika harga jatuh mereka merasa dibiarkan. Hal ini agaknya perlu disadari berbagai pihak.

Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Syahrul Yasin Limpo, berusaha merancang program dan kegiatan yang berpihak penuh kepada petani.

Di mulai dari sisi hulu, pendampingan selama masa  budidaya bahkan hingga sisi pasca panen. Terkait penjagaan ketersediaan, Kementan dilengkapi dengan Early Warning System (EWS) yang dapat memberikan acuan untuk pola tanam agar tidak terjadi over produksi.

Data EWS tersinkronisasi ke seluruh provinsi di Indonesia yang datanya langsung dari tingkat kecamatan.

Baca Juga: Pencuri Sakti Diamuk Massa dan Jimat Dibakar, Hasilnya Begini

“Jika dilihat dari prognosa ketersediaan produksi dalam Early Warning System (EWS), untuk komoditas cabai dan bawang tidak menunjukkan neraca yang negatif. Masih surplus hingga empat bulan ke depan. Secara kumulatif nasional, surplus produksi bawang merah bulan Januari-April sebanyak 57 ribu ton rogol. Surplus cabai besar bulan Januari - April sebanyak 107.702 ton, dan cabai rawit sebanyak 111.058 ton,” papar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, dikutip dari laman Kementerian Pertanian, Minggu 31 Januari 2021.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x