Network
ARAHKATA - Pandemi Covid-19 membuat industri makanan minuman (Mamin) yang mengalami penurunan produksi. Namun ada industri Mamin yang justru meningkat produksinya, meskipun pandemi covid-19 belum berakhir.
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anik Maslachah mengatakan, saat ini industri makanan dan minuman yang paling laku di tengah pandemi adalah kopi. Mengingat pandemi membuat banyak bermunculan cafe-cafe.
Anik menegaskan, seharusnya industri Mamin sektor kopi bisa dikembangkan. Tentunya hal itu didukung dengan buffer stok industri perekonomian.
Baca Juga: Perjalanan KA Jarak Jauh Dibatalkan, Penumpang Bisa Refund Tiket KA 100 Persen
"Lalu kenapa tidak kita kembangkan untuk hal ini. Yang menjadi pertanyaan besar, apakah sudah seefektif mungkin kita dianggap sebagai buffer stock industri perekonomian secara nasional terhadap kesejahteraan paling tidak indikatornya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)," kata Anik, saat menghadiri Rapat Kerja (Raker) Ke-2 Pokja Wartawan DPRD Jatim menggelar di Hotel Grand Whiz, Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Menurutnya, Jatim merupakan buffer stock nasional. Ia mengaku ada lima komoditi yang memberikan sumbangsih yakni beras, daging, gula, jagung dan telur.
"Selain itu komoditi kopi, kami berharap ekspansinya ditambah tidak hanya di Lumajang saja, sehingga bisa menjadi buffer stock dari Jatim," tutur Anik
Baca Juga: Jadi Korban Banjir, Hasto Mengerti Nasib Warga DKI Jakarta
Anik mengaku pesimis IPM Jatim tertinggi se-Jawa. IPM Jatim justru masih berada di bawah Jawa Tengah. Dimana dari 34 provinsi, Jatim ada pada peringkat 15-an. Padahal Jatim adalah buffer stok.
Anik mempertanyakan, yang membuat kurang efektif, skema, standar operasional prosedur (SOP), mekanisme yang kurang matang atau ada penghambur-hambur uang yang dampaknya benefitnya kurang menggigit.
