INKOPPAS Respon Kenaikan Harga Telur, Pakan Ayam Diminta Jangan Import

- 29 Agustus 2022, 14:50 WIB
Andrian Lame Muhar, Ketua bidang Hubungan Antar Lembaga Induk Koperasi Pasar (INKOPPAS)
Andrian Lame Muhar, Ketua bidang Hubungan Antar Lembaga Induk Koperasi Pasar (INKOPPAS) /Agnes Aflianto/ARAHKATA

ARAHKATA - Harga telur ayam di pasaran terpantau merangkak naik seiring dengan kebutuhan masyarakat baik untuk konsumsi atau juga usaha. Kenaikan harga dari yang semula Rp23.000 - Rp24.000 per kilogram hingga menembus lebih dari Rp30 ribu di sejumlah pasar tradisional itu menimbulkan polemik.

Menurut Andrian Lame Muhar, Ketua bidang Hubungan Antar Lembaga Induk Koperasi Pasar (INKOPPAS), kenaikan harga telur tersebut dipengaruhi berbagai faktor yang salah satunya disebut dari pakan.

"Menurut info kawan peternak, pakan ternak seperti jagung masih import. Tapi, pemerintah saya lihat sedang mengupayakan supaya pakan jagung tidak import, akan di upayakan jagung dari NTB supaya bisa nemenuhi pasokan pakan peternak-peternak ayam petelur," katanya di Jakarta, Jumat 26 Agustus 2022.

Baca Juga: Presiden Jokowi Janjikan Harga Telur Ayam Akan Turun Dua Pekan Lagi

Ia mengapresiasi atas upaya pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga telur ayam yang diharapkan langkah konkret bisa dijalankan sesegera mungkin.

"Kami para pedagang pasar sistemnya linier, dari peternak sudah tinggi, pasti masuk ke pasar juga tinggi, jadi pedagang pun akan menjual tinggi sehingga konsumen akan berteriak. Imbasnya, omset pedagang akan menurun," ucap Andrian.

Pakan untuk ayam, ia melanjutkan, kebanyakan import , untuk jagung kita baru mulai mengambil dari NTB, tapi sisanya import, tepung kedelai import, mudah- mudahan saja subtitusi pakan ada, dan jagung hasil pakan untuk dalam negeri mumpuni sehinggga harga telur tidak naik siknifikan.

Baca Juga: Ford Escort Mendiang Putri Diana Dilelang, Harga Ditaksir Rp1,7 Miliar

Terkait sikap INKOPPAS atas kenaikan harga telur menyatakan ikut mendorong pemerintah agar apa yang bisa dilakukan di dalam negeri supaya diproduksi di dalam negeri agar tidak perlu import. Karena, jika harga komoditas di negara tersebut dan perubahan kurs yang sangat signifikan akan sangat berbahaya.

Perkara kenaikan harga telur yang disebut disebabkan adanya bansos, Andrian mengatakan, bansos yang diberikan dalam bentuk tunai bukan telur sehingga tidak menimbulkan kisruh di kalangan pedagang telur.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x