Truk AMDK Dibatasi Saat Momen Lebaran, Pedagang Air Galon di Jabodetabek Sempat Kekurangan Stok

- 4 Mei 2023, 10:27 WIB
Ilustrasi galon guna ulang.
Ilustrasi galon guna ulang. /Antara/Anis Efizudin/

ARAHKATA - Para pedagang di wilayah Jabodetabek sempat mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan air minum dalam kemasan (AMDK) galon karena terhambatnya pengiriman dari pihak distributor pada momen lebaran lalu.

Sementara, stok yang ada di gudang-gudang mereka sudah menipis dan permintaan dari para konsumen sangat tinggi.

Para pedagang air galon di Tangerang Selatan seperti Ciputat, Cirendeu, Cipayung, dan Kampung Utan, mengakui gudang-gudang mereka sempat menipis saat momen lebaran baru-baru ini.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Bentuk Satgas TPPU Transaksi Janggal Rp349 Triliun

Ucok, salah satu pedang di Ciputat mengatakan stok air galon yang menipis di gudangnya disebabkan adanya permasalahan distribusi yang tersendat dari distributornya.

“Stok air galon di gudang saya mulai menipis pada saat lebaran dan sehari setelah lebaran kemarin,” tuturnya.

Hal serupa disampaikan Supiati, pedagang air galon yang berjualan di daerah Cirendeu. Dia menuturkan stok air galonnya mulai menipis sejak sehari sebelum lebaran dan hingga dua hari setelah lebaran.

Baca Juga: Indonesia dan Qatar Bertekad Majukan Hak Perempuan Afghanistan

“Saya sempat bertanya kepada distributornya, dan mereka mengatakan stok air galon cuma sedikit karena pengiriman dari depo juga tidak ada,” katanya.

Bahkan Arman, pedagang air galon lainnya di Cirendeu mengatakan stok air galonnya saat ini masih kosong karena belum ada pengiriman sama sekali dari distributornya.

Kondisi yang sama juga dialami Yanto yang berjualan air galon di daerah Cipayung dan Toto yang berjualan di daerah Kampung Utan.

Baca Juga: Danone Indonesia Raih Penghargaan Gold di Ajang Internasional PR Awards 2023

Keduanya juga menyampaikan hampir kehabisan stok air galon pada momen lebaran kemarin. Menurut mereka, menipisnya stok air galon di warung mereka karena belum adanya pengiriman dari pihak distributor.

Tidak hanya di Tangerang Selatan, para pedagang di wilayah Jakarta Selatan juga sempat mengalami kekurangan stok air galon pada masa lebaran baru-baru ini.

Tio, pedagang air galon di Jl. Wijaya Kusuma misalnya, mengatakan sempat mengalami kekurangan stok setelah lebaran kemarin.

Baca Juga: Hari Buruh 2023, ASPEK Indonesia: Momentum Satukan Perlawanan Terhadap UU Cipta Kerja

“Stok air galon saya sempat menipis. Saat setelah lebaran pengiriman sempat tersendat. Yang biasanya satu minggu bisa dikirim dua sampai tiga kali, namun setelah lebaran lalu baru dikirim sekali saja,” tukasnya.

Sementara, Sutanto, pedagang air galon di daerah Jakarta Selatan bahkan mengatakan sempat kehabisan stok selama lima hari saat lebaran dikarenakan tidak adanya pengiriman dari distributor.

“Stok air galon di gudang saya tinggal sedikit karena pengirimannya sekarang agak berkurang,” ucapnya.

Baca Juga: Hari Buruh 2023, Kapolri: Terima Kasih Sudah Menjadi Tulang Punggung Perekonomian Bangsa

Pedagang air galon lainnya yang ada di wilayah Jakarta Selatan, Hidayat, mengutarakan meski sudah menyetok sebanyak 300 galon sebelum lebaran lalu, tapi tetap saja mengalami kekurangaan stok karena permintaan dari para konsumen yang cukup tinggi.

“Stok sempat menipis karena pengiriman sempat tersendat,” tuturnya.

Di wilayah Depok, para pedagang juga ikut mengalami kekurangan stok air galon. Suyatno, pedagang air galon di wilayah Cimanggis Depok memngatkan stok air galonnya hanya tersisa 10 galon saja setelah lebaran kemarin. Menurutnya, pembelian air galon pada masa-masa lebaran ini meningkat tajam.

Baca Juga: Urai Masalah RI, Pakar Usulkan Cawapres Berlatar Belakang Hukum Tata Negara

“Banyaknya pesanan dari masyarakat itu, mungkin juga karena cuaca yang sangat panas sekarang ini. Yang biasanya cuma 50 galon per hari, tapi saat ini penjualan bisa mencapai 100 galon perharinya,” ujarnya.

Dia mengaku masih menunggu pengiriman stok lagi dari distributor. “Tapi, katanya stok di gudang distributornya belum stabil,” ungkapnya.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta agar tidak ada lagi pembatasan truk angkutan barang di masa-masa liburan, baik Lebaran maupun Nataru.

Baca Juga: Indonesia dan Qatar Bertekad Majukan Hak Perempuan Afghanistan

Para pengusaha menilai perlakuan pembatasan truk angkutan tersebut jelas sangat merugikan industri yang selama ini menjadi penopang bagi perekonomian nasional.

Direktur Eksekutif APINDO, Danang Girindrawardana, mengungkapkan bahwa para pengusaha akan mengkalkulasi kerugian yang diakibatkan adanya pembatasan truk angkutan barang pada masa lebaran tahun 2023 ini.

Menurutnya, hal itu sudah pernah dibahas di kalangan dunia usaha sebelumnya.

Baca Juga: Danone Indonesia Raih Penghargaan Gold di Ajang Internasional PR Awards 2023

“Saat itu semua sepakat untuk dilakukan suatu assesment berapa kerugian yang terjadi akibat adanya pembatasan tersebut, yang kemudian data-datanya nanti akan disampaikan kepada Kemenhub, Kementerian PUPR dan Kepolisian,” ujarnya.

Sementara, Koordinator Kebijakan Publik APINDO, Lucia Karina, menyampaikan saat ini APINDO tengah melakukan update dari para industri terkait data kerugian yang dialami akibat adanya kebijakan pelarangan truk sumbu tiga di masa lebaran ini. “Jadi, saat ini datanya-datanya lagi kami update dari para industri,” katanya.

Supply Chain Indonesia (SCI) juga menilai pembatasan angkutan barang tidak perlu diberlakukan, baik pada saat momen Lebaran dan Nataru. Senior Consultant Supply Chain Indonesia, Sugi Purnoto, memberikan saran alternatif agar kebijakan tersebut tidak berisiko mengganggu kegiatan industri.

Baca Juga: Sekjen PBB Peringatkan Bahaya Kenaikan Suhu Bumi

"Salah satu saran SCI adalah memperbolehkan kendaraan angkutan barang melintas pada jalan arteri atau non tol agar tidak mengganggu lalu lintas pemudik di jalan tol," katanya.

Menurutnya, opsi ini dapat dipertimbangkan mengingat mayoritas pemudik kini sudah menggunakan jalan tol Trans Jawa.

Lebih lanjut, Kemenhub dan Korlantas Polri juga dapat memberlakukan jam operasional kendaraan angkutan barang. SCI merekomendasi untuk memberlakukan jam operasional khusus angkutan barang pada malam hari, seperti mulai jam 20.00 hingga 05.00.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah