Co-founder Indonesian Antihoax Education Volunteers (REDAXI) Astari Yanuarti mengatakan kalau penggunaan buzzer untuk kampanye hitam dan menjelekan produk lain itu sangat terbuka. Dia mengatakan, salah satu karakter penyebaran hoaks adalah daur ulang isu.
"Kemungkinan akun-akun tersebut digerakkan sangat terbuka dan patut diduga ada motif komersial di baliknya," katanya.
Baca Juga: Survei IPO: Elektabilitas Prabowo Tertinggi Dibuntuti Anies dan Ganjar
Astari mengungkapkan kalau penyebaran hoaks tidak hanya dilakukan oleh buzzer. Namun semua orang bisa menjadi penyebar informasi palsu secara sadar maupun tidak.***