Simak! Metode Terkini Penanganan Aneurisma Tanpa Pembedahan

17 September 2021, 18:45 WIB
Preskon di RS PON, Kamis 16 September 2021 /Silvia Andriani/Arahkata

ARAHKATA - Aneurisma merupakan suatu kondisi di mana terdapat tonjolan yang abnormal dari dinding pembuluh darah.

Aneurisma dapat pecah atau ruptur, bisa bocor yang dapat memicu pendarahan otak atau stroke.

Penyebab aneurisma otak yang pasti masih belum jelas. Namun, para ahli menyebut ada beberapa faktor risiko penyebab aneurisma otak, antara lain:

Baca Juga: Perhatikan! Ini Bahayanya Jika Terlalu Sering Konsumsi Kulit Ayam

- Merokok
- Tekanan darah tinggi
- Punya riwayat keluarga dengan aneurisma otak
- Menggunakan narkoba
- Minum alkohol berlebihan

Di beberapa kasus, aneurisma otak berkembang karena kelemahan dinding pembuluh darah sejak lahir.

Aneurisma otak mungkin banyak yang belum memahaminya. Namun diperkirakan sekitar 500.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.

Baca Juga: Ini Lho, Bahaya Terlalu Banyak Konsumsi Kopi bagi Kesehatan

Jika aneurisma ini pecah dapat mengakibatkan kondisi fatal yaitu perdarahan otak (subarachnoid) dan kerusakan otak.

Pecahnya aneurisma ini diperkirakan dialami oleh 1 orang setiap 18 menit. Aneurisma otak dapat terjadi pada siapa saja, dan umumnya sebelum pecah aneurisma tidak bergejala, sehingga dianjurkan untuk melakukan brain check-up secara rutin.

Beberapa orang terkenal pernah mengalami pecah aneurisma otak di antaranya, aktris Sharon Stone, Emilia Clarke (pemain film Game of Throne), dan Dr. Dre, Neil Young.

Baca Juga: Hati-Hati! Ini Bahaya Duduk Terlalu Lama bagi Kesehatan

“Selain meningkatkan awareness masyarakat akan aneurisma otak ini, kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia juga harus ditingkatkan agar dapat mendeteksi dini, melakukan edukasi pencegahan, dan penanganan komprehensif aneurisma terutama pada penderita yang telah mengalami pecahnya aneurisma otak, atau akan lebih baik bila dapat ditangani sebelum aneurisma tersebut pecah,” jelas dr. Abrar Arham, SpBS, pada keterangan pers, Kamis 16 September 2021.

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), saat ini menangani kurang lebih 100 kasus aneurisma otak setiap tahunnya.

“Penanganan kasus aneurisma otak ini membutuhkan kolaborasi multidisiplin melibatkan dokter bedah saraf, neurointervensionist, neurologist, intensivist, dan lain sebagainya," katanya.

Baca Juga: Bahaya dan Risiko Diet Air Putih pada Tubuh

"Di samping itu diperlukan berbagai peralatan dan fasilitas penunjang yang memadai dan mutakhir agar kita dapat menangani kasus aneurisma otak dengan tingkat keberhasilan yang cukup baik,” tutur dr.Abrar.

Penanganan aneurisma dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain operasi bedah mikro (clipping aneurisma) atau dengan teknik minimal invasif endovaskular (coiling aneurisma).

"Untuk mengevaluasi secara detail kelainan pembuluh darah otak ini, seringkali kita membutuhkan pemeriksaan DSA (Digital Subtraction Angiography), yang hasilnya dapat membantu menentukan jenis terapi terbaik untuk menangani kasus aneurisma ini," ucapnya.

Dokter Abrar juga memaparkan teknologi minimal invasif (endovaskular) untuk tatalaksana aneurisma ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Baca Juga: Jangan Sembarangan! Ini Bahaya Obat Azithromycin pada Tubuh

Salah satu perkembangan terkini yaitu pemasangan Cerebral Flow Diverter untuk pengobatan aneurisma yang angka keberhasilannya sangat tinggi (hingga 95%).

Metode ini sudah mulai diterapkan di rumah sakit PON dalam beberapa tahun ke belakang.

Keunggulan teknologi ini adalah prosedur relatif cepat, pasca-tindakan tidak perlu perawatan ICU, mengurangi lamanya rawat inap, lebih nyaman untuk pasien, dan tidak ada luka sayatan.

Baca Juga: Awas, Bahaya Sering Minum Teh

“Dengan hadirnya Aneurysm Awareness Month ini, saya berharap masyarakat lebih aware akan penyakit ini dan mau melakukan pemeriksaan brain check-up secara rutin, sehingga kasus-kasus aneurisma otak di Indonesia dapat ditangani sebelum pecah dan membantu mencegah kecacatan dan kematian akibat penyakit ini,” papar dr.Abrar.

Testimoni Dallas Pratama, aktor FTV, pernah mengalami koma akibat pecahnya pembuluh darah otak bagian kiri atau aneurisma di tahun 2015 Aneurisma yang dideritanya kemungkinan disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensinya.

Dallas dalam akun Instagramnya yang ditulis oleh istrinya, Kaditha Ayu, sudah mengalami perbaikan yang luar biasa setelah kondisi aneurismanya diatasi dengan tindakan coiling di RS PON.

Baca Juga: Berita Akurat Terkini Dan Terpercaya

Coiling merupakan tindakan memasukkan coil melalui akses pembuluh darah ke lokasi target, sehingga darah tidak lagi masuk ke dalam kantong aneurisma yang pecah tersebut.

Dengan tindakan ini, diharapkan Dallas tidak akan kembali mengalami pecah pembuluh darah.

Kini Dallas sudah kembali pulih berkat tim RS PON yang menangani penyakitnya dengan baik. Bahkan sang istri juga menyatakan rasa terima kasihnya kepada dr. Abrar Arham, SpBS.***

Editor: Tia Martiana

Tags

Terkini

Terpopuler