Mencuat Setelah Debat Cawapres, Apa Itu Secondhand Embarrasment?

24 Januari 2024, 15:39 WIB
Penampilan tiga cawapres dalam Debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Minggu (21/1/ 2024) malam /

ARAHKATA - Pernahkah Anda merasa malu akan sesuatu hal, padahal bukan Anda yang melakukan kesalahan? Pernah jugakah Anda merasa cemas dan deg-degan saat mendengar orang menjawab pertanyaan dari lawan bicaranya?

Inilah yang disebut dengan Secondhand embarrasment

"Takut banget nonton debat cawapres malam ini, takut ngerasain secondhand embarrasment tiap denger jawaban jelek", ujar akun @avo**ish di aplikasi X. Lain lagi ungkapan akun @isti**ciel, masih di aplikasi yang sama. "Gak nonton debat cawapres, i'm not ready with the secondhand embarrasment caused by ...", cuitnya.

 Baca Juga: Nikita Willy Lakukan Hal Ini pada Bayinya, Warganet: Tega Banget!

Istilah secondhand embarrasment mencuat setelah berlangsungnya debat cawapres pada 21 Januari 2024.

Debat yang digelar KPU di Jakarta Convention Center (JCC) itu memang berlangsung sengit. Para cawapres terlibat adu argumen yang cukup seru.

 Seringkali sindiran-sindiran tajam terlontar. Beberapa gesture dan respons para cawapres yang muncul dianggap garing oleh warganet hingga dianggap membuat malu yang menonton.

Baca Juga: Direktur Ormas Idris Laena Gelorakan Sekali Putaran Prabowo-Gibran Menang Didukung 215 Ormas Besar 

Peristiwa tersebut menjadi topik hangat para warganet di media sosial. Salah satu istilah yang banyak dibicarakan saat menonton acara itu adalah secondhand embarrasment. Apa sebenarnya makna dari secondhand embarrasment?

Secondhand embarrasment adalah rasa malu secara tidak langsung. Rasa malu yang terjadi saat kita merasakan empati dengan pengalaman orang lain.

Dikutip dari laman health.clevelandclinic.org, rasa malu yang tidak langsung adalah ketika kita secara pribadi mengalami rasa malu, tidak nyaman, atau bersalah setiap kali menyaksikan orang lain mengalami pengalaman yang sangat memalukan atau menyebabkan mereka dipandang negatif.

Baca Juga: Sekjen Abdilah Karyadi Ajak Anggota Memaknai Kebersamaan di HUT PPM ke 43 Tahun 

Psikolog kesehatan klinis Mariella Collins, PhD mencontohkan secondhand embarrasment ini seperti ketika seseorang main ponsel di jalan sambil memegang kopi di tangan lain. Tahu-tahu dia tersandung, jatuh, dan menumpahkan kopinya ke mana-mana.

"Meskipun bukan Anda yang menyebabkan dia tersandung dan bukan Anda yang terjatuh, Anda bisa merasakan emosi dari orang tersebut", ujar Dr. Collins, dikutip ArahKata.com, Rabu, 24 Januari 2024.

Seconhand embarrasment merujuk pada suatu rasa malu yang muncul sebagai tanggapan terhadap perilaku atau situasi memalukan yang dialami oleh orang lain. Dikutip dari laman AI CARE, beberapa contoh situasi yang bisa membuat Anda merasakan hal itu, di antaranya:

Baca Juga: BNN Musnahkan 22 Ribu Batang Seluas Dua Hektar Ganja di Kawasan Aceh Utara

- Menyaksikan sesorang melupakan pidato atau melakukan kesalahan saat tampil di depan umum

- Menyaksikan seseorang melakukan sesuatu yang tidak pantas di depan umum

- Menyaksikan seseorang membuat komentar yang tidak pantas yang dapat memicu rasa malu bagi yang melihat atau mendengarnya

- Melihat sesorang melakukan tindakan ceroboh yang dianggap memalukan.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Tetapkan Direktur Indopos Resmi Jadi Tersangka, Setelah Tiga Tahun Perjuangan

Secondhand embarrasment sering dikaitkan dengan empati yang dimiliki orang yang mengalaminya. Empati adalah kemampuan dalam merasakan dan memahami perasan orang lain, baik itu sukacita, kesedihan, ketakutan, kebahagiaan, rasa malu, dan situasi lain yang mungkin dialami.

Otak mampu membuat simulasi pengalaman emosional orang lain dan merasakan apa yang mungkin dirasakan oleh orang lain. Dengan empati, seseorang bisa menempatkan dirinya dalam posisi orang lain dan nerasakan hal yang orang lain rasakan.

Jika Anda mengalami secondhand embarrasment, terkadang ada rasa yang bisa muncul untuk mencoba menghentikan perilaku memalukan dari orang lain agar tidak semakin merusak reputasi mereka. Perasaan ini normal dan tidak masalah untuk membantu. Namun perlu Anda ketahui, bahwa Anda tidak diwajibkan untuk melakukan perbaikan.

Baca Juga: KPK Ungkap Dua Tersangka Suap di DJKA Kemenhub Berstatus ASN dan Pegawai BPK

Pada akhirnya Anda harus sadar, bahwa setiap orang bisa memiliki situasi momen-momen memalukan dalam hidupnya dan hal ini umumnya hanya bersifat sebentar saja. Dalam beberapa jam atau beberapa hari kemungkinan hal tersebut akan terlupakan.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler