Olahraga Lari Ternyata Bisa Berujung Kematian, Simak Penjelasannya!

- 16 November 2020, 14:15 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /RF._.studio/Pexels

ARAHKATA – Lari adalah salah satu olahraga yang menjadi favorit masyarakat. Selain menyehatkan, aktivitas yang satu ini juga mudah untuk dilakukan di mana saja dan tanpa memerlukan peralatan tambahan lainnya.

Tapi, perlu diketahui meski terbukti menyehatkan menurut dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto, lari juga memiliki risiko mulai dari cedera ringan seperti terkilir, dehidrasi, nyeri otot, bahkan yang berat seperti pingsan hingga meninggal.

"Layaknya puncak gunung es karena masih banyak kasus-kasus yang tidak tercatat akibat para korbannya tidak pernah melaporkan kejadian tersebut," ujar Michael.

Dalam catatan sejarah, olahraga maraton yang bermula dari Pheidippides mengalami tragedi menyedihkan. Seorang prajurit Yunani berlari sejauh 42.195 km menuju Athena untuk memberitahukan kemenangan perang di maraton. Sayangnya, ia berakhir dengan meregang nyawa.

"Ini mengingatkan kita, kalau berlari sejauh itu dapat berakibat fatal bila tidak memiliki kesiapan fisik yang prima. Sama halnya juga bila para pengemar olahraga lari mengikuti eforia ajang olahraga lari, tapi tanpa pengetahuan tentang kesehatan olahraga yang benar," lanjut Michael.

Agar Anda tidak cedera saat olahraga lari, sebelum berlari, pelari harus memeriksakan kesehatan maupun kebugaran tubuhnya secara teratur.

"Pemeriksaan ini nanti dinyatakan dalam bentuk sertifikat kesehatan untuk berlari dalam tingkatan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan demikian diharapkan, tidak akan ada pemula yang dapat langsung mengikuti lomba marathon tanpa melalui 5K, 10K, dan half marathon terlebih dahulu," tutur Michael.***

Editor: Alamsyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x