Biadab! 11 Santriwati Diduga Dicabuli 4 Ustaz, Korban Diancam Tak Lapor Orang Tua

- 1 Juli 2022, 09:39 WIB
Ilustrasi pencabulan bocah perempuan oleh kuli bangunan di lokasi proyek perumahan.
Ilustrasi pencabulan bocah perempuan oleh kuli bangunan di lokasi proyek perumahan. /pixabay

ARAHKATA - Kasus pencabulan kembali terjadi hingga mencoreng dunia pendidikan.

Pencabulan biadab tersebut dilakukan oleh para pendidik yang seharusnya menjadi panutan.

Sejumlah santriwati diketahui menjadi korban pencabulan dan pemerkosaan saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Istana Yatim Riyadul Jannah, Depok, Jawa Barat.

Baca Juga: Komisi IV DPR Tagih Keseriusan Pemerintah Sosialisasikan Regulasi Kawasan Hutan

Kasus pencabulan ini mencuat dan telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Tercatat, ada empat ustaz dan satu kakak kelas sebagai terlapor.

Pihak pelapor menjalani pemeriksaan perdana hari ini, dilansir PMJNews, Rabu, 29 Juni 2022.

Baca Juga: KPK Tegaskan Ongkos Politik Sangat Mahal di Indonesia

Megawati (Kuasa Hukum) menerangkan, beberapa korban pernah melaporkan kejadian ke pihak pondok pesantren, kepala santriwati.

Namun, bukannya mereka bersimpati malah mendapat ancaman.

"Katanya 'jangan kasih tahu sama ibu kamu ya, kasihan nanti ibu kamu malah kepikiran'. Jadi dari ancaman itu anak-anak tidak berani lapor ke orang tuanya," ujar dia.

Baca Juga: BMW The New 5 Touring M Sport Edisi Spesial Meluncur di Indonesia

Menurut Megawati, 11 santriwati menjadi korban pelecehan.

Namun, hanya 5 orang, yang berani bicara. Sementara itu, tiga orang korban telah memberikan kesaksian di hadapan penyidik.

"Jadi dari 3 korban itu saya kumpulkan bukti-bukti dan saya mendengarkan kronologinya itu seperti apa dan saya sudah merekam rekaman wawancara saya dengan korban ternyata memang kalau di kami itu udah ada unsur untuk pelecehan, pencabulan dan pemerkosaan itu menurut kami," ujar dia.

Baca Juga: Polri: Kritik KontraS Akan Jadi Bahan Evaluasi

Megawati menyebut, pelaku pencabulan dan pemerkosaan berjumlah 5 orang terdiri dari 4 ustaz dan satu kakak kelas mereka yang di bawah umur.

Sementara aksi pencabulan dan pemerkosaan telah berlangsung satu tahun terakhir.

"Dan parahnya lagi seminggu setelah mau dijemput sama orang tuanya, kemarin malamnya itu masih di (lecehkan)," terang dia.

Baca Juga: Roy Suryo Diperiksa Sebagai Pelapor Kasus Meme Candi Borobudur

Megawati menerangkan, beberapa korban pernah melaporkan kejadian ke pihak pondok pesantren, kepala santriwati.

Namun, bukannya mereka bersimpati malah mendapat ancaman.

"Katanya 'jangan kasih tahu sama ibu kamu ya, kasihan nanti ibu kamu malah kepikiran'. Jadi dari ancaman itu anak-anak tidak berani lapor ke orang tuanya," ujar dia.

Baca Juga: MAKI Laporkan Dugaan Tipikor Impor Bawang Putih

Menurut Megawati, 11 santriwati menjadi korban pelecehan. Namun, hanya 5 orang, yang berani bicara.

Sementara itu, tiga orang korban telah memberikan kesaksian di hadapan penyidik.

"Jadi dari 3 korban itu saya kumpulkan bukti-bukti dan saya mendengarkan kronologinya itu seperti apa dan saya sudah merekam rekaman wawancara saya dengan korban ternyata memang kalau di kami itu udah ada unsur untuk pelecehan, pencabulan dan pemerkosaan itu menurut kami," ujar dia.

Baca Juga: Peretas Korut Diduga Dalangi Pencurian Aset Kripto 100 Juta Dolar

Megawati menyebut, pelaku pencabulan dan pemerkosaan berjumlah 5 orang terdiri dari 4 ustaz dan satu kakak kelas mereka yang di bawah umur.

Sementara aksi pencabulan dan pemerkosaan telah berlangsung satu tahun terakhir.

"Dan parahnya lagi seminggu setelah mau dijemput sama orang tuanya, kemarin malamnya itu masih di (lecehkan)," terang dia.***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: PMJ News


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah