Komnas PA Mendesak Polisi Usut Dugaan Pelecehan Bocah Korban Penculikan

- 5 Januari 2023, 20:53 WIB
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait geram dengan pernyataan pihak Doddy Sudrajat yang dituding berpihak kepada Haji Faisal perihal Gala Sky.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait geram dengan pernyataan pihak Doddy Sudrajat yang dituding berpihak kepada Haji Faisal perihal Gala Sky. /Tangkap YouTube.com/Komnas TV Anak./

 ARAHKATA - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) meminta kepada polisi untuk mengusut dugaan kekerasan seksual dalam kasus penculikan bocah berinisial MA (6).

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan pihaknya meminta penyidik yang menangani kasus itu untuk memandang unsur kekerasan atau pelecehan secara luas.

"Bahwa pelecehan itu bukan hanya penetrasi. Jadi pegang-pegang atau memuaskan kebutuhan biologis pelaku dan sebagainya itu juga termasuk kekerasan," kata Arist Merdeka Sirait di Jakarta, dikutip ArahKata.com Kamis, 5 Januari 2023.

 Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun, PKS Desak Jokowi Turunkan Harga BBM Bersubsidi

Arist menambahkan  pelaku bernama Iwan Sumarno pernah divonis Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan hukuman tujuh tahun penjara atau merupakan residivis kasus kekerasan seksual pada tahun 2014 lalu.

Arist mengatakan riwayat residivis pelaku itu dapat menjadi catatan dalam proses penyidikan, sehingga proses hukum dapat memberikan keadilan bagi MA.

"Saya bersyukur sampai hari ini belum ada pengumuman bahwa MA mengalami kekerasan seksual, itu harapan kita. Kalau memang itu tidak terjadi itu adalah harapan kita," ujar Arist.

 Baca Juga: Perkuat Polisi Tangani Kasus di Daerah, Habib Syakur Minta Polres dan Polresta Lepas dari Pengaruh Forkompimda

Arist pun berharap proses visum et repertum untuk membuktikan luka fisik dan visum et repertum psikiatrikum dapat mengungkap kejiwaan MA dalam kasus penculikan tersebut.

"Karena kekerasan seksual tidak hanya penetrasi. Harapan saya penyidik tidak hanya sebatas penetrasi. Karena ada UU baru, TPKS (Tindak Pidana Kekerasan Seksual)," tutur Arist.

Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, secara bertahap melakukan pemeriksaan psikologis kepada bocah korban penculikan berinisial MA (6).

 Baca Juga: Kejagung Tahan Tiga Tersangka Dugaan Korupsi Proyek BAKTI Kemkominfo

Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Pol Hariyanto mengatakan pemeriksaan bertahap itu dilakukan agar kondisi psikologis MA tidak merasa terbebani.

"Pemeriksaan ini bertahap terutama untuk visum psikiatrikum ini jangan sampai membebani psikis MA," kata Hariyanto

"Visum et repertum psikiatrikum" merupakan keterangan dokter spesialis kedokteran jiwa untuk kepentingan penegakan hukum.

 Baca Juga: Hakim PN Jaksel Tinjau Rumah Dinas Ferdy Sambo

"Visum et repertum psikiatrikum" tersebut juga menjadi salah satu alat bukti surat yang dibuat oleh dokter spesialis kedokteran jiwa dalam proses hukum pidana.

Hariyanto menambahkan untuk hasil dari visum psikiatrikum itu masih harus menunggu "visum et repertum psikiatrikum" merupakan keterangan dokter spesialis kedokteran jiwa untuk kepentingan penegakan hukum.

"Visum et repertum psikiatrikum" tersebut juga menjadi salah satu alat bukti surat yang dibuat oleh dokter spesialis kedokteran jiwa dalam proses hukum pidana.

 Baca Juga: Marak Penipuan Berkedok Investasi, Imbauan Bappebti: High Risk Belum Tentu High Return, Harus Logis!

Hariyanto menambahkan untuk hasil dari visum psikiatrikum itu masih harus menunggu maksimal dua minggu.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x