ARAHKATA - Budaya Korea Selatan yang tengah digandrungi kalangan muda memang menyeruak luas bakal virus yang menyebar ke seantero dunia, bahkan berhasil masuk pula ke negara yang tertutup seperti Korea Utara (Korut).
Masuknya K-pop jelas membuat resah dan geram negara yang masih berhaluan komunis itu. Pengaruh budaya asing dilihat sebagai ancaman bagi Korea Utara, yang berada di bawah cengkeraman kekuasaan pemimpin tertinggi Kim Jong-un.
Kim dengan terang baru-baru ini melabeli K-pop sebagai "kanker ganas" yang bisa merusak kaula muda di Korea Utara, seperti dikutip dari New York Times.
Baca Juga: Kenaikan Harga Daging Sapi dan Kambing di Jakarta Saat Idul Adha
Siapapun yang tertangkap mengikuti media dari Korea Selatan, Amerika Serikat atau Jepang, saat ini akan menghadapi hukuman mati.
Mereka yang tertangkap menonton media-media asing ini akan menghadapi hukuman penjara selama 15 tahun.
Namun terlepas dari risiko tersebut, pengaruh asing terus merangsek dan meresap ke Korea Utara dengan bantuan jaringan teknologi yang tinggi hingga membawa masuk media-media yang dilarang tersebut untuk terus beroperasi di dalam negara.
Baca Juga: Keluhan Pedagang Pasar yang Turun Pendapatan Hingga 90 Persen Akibat Pandemi
Yang Moo-jin seorang profesor di University of North Korean Studies mengatakan kepada media Korea Herald bahwa Kim Jong-un, menyadari dengan baik bahwa budaya Barat atau K-pop bisa dengan mudah merasuki generasi muda dan memiliki dampak negatif terhadap sistem sosialis.
"Dia tahu bahwa aspek budaya dapat membebani sistem. Jadi dengan menentangnya, Kim berusaha untuk mencegah masalah lebih lanjut di masa depan,” imbuhnya.