Taliban Larang SMP Putri Sekolah, Hanya Siswa Putra yang Boleh

- 20 September 2021, 11:20 WIB
Taliban melarang siswi perempuan SMP-SMA untuk kembali sekolah.
Taliban melarang siswi perempuan SMP-SMA untuk kembali sekolah. /Anadolu Agency

ARAHKATA - Setelah beredarnya perempuan dilarang menjadi menteri dan dunia perkuliahan dibatasi antara perempuan dan pria, kini Taliban melarang siswi SMP untuk kembali sekolah.

Taliban mengatakan, murid SMP putri tidak boleh ke sekolah, hanya siswa putra yang boleh belajar.

Kementerian pendidikan yang dibentuk milisi menyatakan, sekolah akan digulirkan lagi mulai Sabtu 18 September 2021 setelah berbulan-bulan ditutup.

Baca Juga: Langgar Komitmen, Taliban Tutup Kementerian Urusan Perempuan

"Seluruh murid dan guru laki-laki diharuskan kembali datang ke tempat mereka belajar," ujar kementerian.

Tetapi aturan itu sama sekali tidak menyebutkan mengenai murid putri SMP ataupun guru perempuan. Aryan Aroon, aktivis yang mengungsi sebelum Taliban menyayangkan aturan tersebut.

"Melarang gadis bersekolah sama saja mengubur mereka hidup-hidup. Ini baru permulaan. Jangan biarkan mimpi buruk ini terus berlanjut," keluhnya.

Baca Juga: Wow! Wakil PM Taliban Dinobatkan Orang Paling Berpengaruh 2021

Sejak kembali menguasai Afghanistan pada 15 Agustus 2021, Taliban mengklaim mereka tidak akan sebrutal pemerintahan sebelumnya di 1990-an.

Otoritas edukasi milisi menerangkan, kali ini perempuan diiznkan untuk memperoleh pendidikan hingga tingkat universitas.

Hanya, milisi mewajibkan mahasiswa dan mahasiswi harus duduk terpisah, dengan mahasiswa wajib mengenakan niqab.

Baca Juga: Qatar Minta Taliban Tepati Janji Hormati Hak Perempuan di Afghanistan

"Mahasiswi itu harus diajar sesama dosen wanita atau pengajar pria yang mempunyai "karakter dan moral yang baik".

Sesi kuliah mereka dijadwalkan lima menit lebih awal dibanding mahasiswa, untuk mencegah mereka bergaul di luar kampus.

Kabar itu jelas memantik protes dari para perempuan yang memutuskan berunjuk rasa, menuntut komitmen milisi terkait segregasi gender.

Baca Juga: Dilarang Jadi Menteri, Taliban: Wanita Seharusnya Melahirkan

Kabar lainnya, Taliban dilaporkan menutup kementerian untuk perempuan dan menggantinya dengan kementerian kebajikan dan kebaikan.***

Editor: Tia Martiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x