Dinilai Punya Efek Jera, Taliban Akan Kembalikan Hukuman Potong Tangan

- 26 September 2021, 14:03 WIB
Taliban berjalan saat mereka merayakan gencatan senjata di distrik Ghanikhel di provinsi Nangarhar, Afghanistan 16 Juni 2018.
Taliban berjalan saat mereka merayakan gencatan senjata di distrik Ghanikhel di provinsi Nangarhar, Afghanistan 16 Juni 2018. /REUTERS/Parwiz

Mata dunia menyoroti Afghanistan apakah Taliban akan menerapkan kembali aturan keras di era akhir '90-an atau tidak.

Baca Juga: Putri SMP Dilarang Sekolah, Taliban: Secepat Mungkin

Turabi menjelaskan, para pemimpin Taliban tetap punya akar konservatif dan pandangan garis keras meski mereka kini beradaptasi dengan teknologi seperti video dan ponsel pintar.

Eksekusi dari pelaku pembunuhan biasa dilakukan dengan tembakan tunggal ke kepala, membawa keluarga korban yang bisa juga menerima 'uang darah' untuk membiarkan pelaku tetap hidup.

Untuk pelaku pencurian, hukumannya adalah potong tangan. Untuk pelaku perampokan di jalanan, hukumannya adalah potong tangan dan kaki.

Baca Juga: Putri SMP Dilarang Sekolah, Taliban: Secepat Mungkin

"Potong tangan itu penting untuk keamanan," kata Turabi.

Menurut Turabi, hukuman itu punya efek jera. Kabinet tengah mempelajari apakah hukuman potong tangan bakal dilakukan di depan publik atau tidak. Mereka akan mengembangkan peraturan lebih lanjut.

Belakangan ini, sudah ada dua peristiwa hukuman Taliban untuk dua pria pencuri. Di Kabul, pria-pria dinaikkan ke pikap, tangan mereka diikat, dan diarak keliling kota untuk mempermalukan mereka.

Baca Juga: Langgar Komitmen, Taliban Tutup Kementerian Urusan Perempuan

Halaman:

Editor: Tia Martiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x