ARAHKATA - Harga pangan dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang Maret sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Invasi yang dilakukan Rusia menyebabkan lonjakan harga pada pasar biji-bijian dan minyak nabati.
Kondisi lonjakan harga disampaikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat, 8 April 2022.
Baca Juga: Antisipasi Konflik, Jepang dan Filipina Perluas Kerja Sama Pertahanan
Adanya gangguan arus ekspor sebagai akibat dari invasi 24 Februari dan sanksi internasional terhadap Rusia, memicu kekhawatiran atas krisis kelaparan global, khususnya di Asia Barat dan Afrika, di mana dampaknya sudah mulai dirasakan.
Rusia dan Ukraina, dengan wilayah budidaya biji-bijian yang luas merupakan salah satu produsen utama dunia.
Keduanya menyumbang sebagian besar ekspor dunia dalam beberapa komoditas utama seperti gandum, minyak nabati dan jagung.
Baca Juga: Lawan Sanksi! Rusia Tutup Kantor HRW dan Amnesty International
"Harga komoditas pangan dunia membuat lompatan signifikan pada bulan Maret untuk mencapai level tertingginya, karena perang di wilayah Laut Hitam menyebabkan 'kejutan' melalui pasar untuk biji-bijian dan minyak nabati," kata FAO dalam Berita Harian Malaysia dikutip ARAHKATA pada Sabtu 9 April 2022.
Indeks harga pangan FAO, yang telah melaporkan rekor pada Februari, melonjak 12,6 persen bulan lalu, "membuat lompatan luar biasa ke level tertinggi baru sejak 1990," imbuhnya.***