Pemimpin ISIS Meledakkan Diri di Selatan Suriah

- 14 Agustus 2022, 16:34 WIB
Ilustrasi bendera Isis yang dikibarkan para anggotanya dalam sebuah pertempuran
Ilustrasi bendera Isis yang dikibarkan para anggotanya dalam sebuah pertempuran /Afgahnistan.wilsoncenter.org/

ARAHKATA - Pemimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) al Iraqi, dikabarkan meledakkan diri di selatan Suriah.

Bunuh diri itu dilakukan setelah dia dikepung oleh pasukan pemerintah.

Dilansir Arahkata Minggu 14 Agustus 2022 Kantor berita resmi SANA mengatakan pasukan keamanan melakukan 'operasi khusus' di daerah Daraa yang menyebabkan kematian 'teroris Abu Salem al Iraqi'.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Mahasiswa Terduga Teroris Pendukung ISIS

"(al Iraqi) menarik sabuk peledaknya setelah dikepung dan terluka," kata badan tersebut.

Sumber keamanan mengatakan al Iraqi pernah menjadi panglima militer kelompok ekstremis di selatan negara itu.

Pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, yang memiliki jaringan sumber yang luas di lapangan, mengatakan al Iraqi tewas pada hari Selasa 9 Agustus waktu setempat.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap 24 Orang Pendukung MIT Poso dan ISIS

al Iraqi disebut telah bersembunyi di daerah itu sejak 2018, dan telah mengambil bagian dalam pembunuhan dan serangan di sana.

Provinsi Daraa sebagian besar berada di bawah kendali rezim sejak 2018, tetapi kelompok pemberontak masih mengendalikan beberapa daerah di bawah kesepakatan gencatan senjata yang disepakati dengan Rusia, sekutu Damaskus.

Setelah kebangkitan meroket pada 2014 di Irak dan Suriah dan menaklukkan sebagian besar wilayah, ISIS melihat 'kekhalifahan' yang diproklamirkan sendiri runtuh di bawah gelombang serangan.

Baca Juga: AS Beri Sanksi Tegas 5 WNI Terlibat ISIS

Mereka dikalahkan di Irak pada 2017 dan di Suriah dua tahun kemudian. Akan tetapi sel-sel tidur dari kelompok Muslim Sunni ekstremis masih melakukan serangan di kedua negara.

Perang Suriah dimulai pada 2011 dan telah menewaskan hampir setengah juta orang dan memaksa sekitar setengah dari populasi pra-perang negara itu meninggalkan rumah mereka.***

Editor: Tia Martiana

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x