ARAHKATA - Pemerintah Indonesia menggelar pertemuan internasional Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR), dengan aman dan menyenangkan (safe and pleasant) di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih terjadi.
GPDRR adalah forum internasional yang diinisiasi oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meninjau kemajuan berbagi pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan dalam penanggulangan resiko bencana.
Ajang itu dihadiri peserta dari 180 negara, yang telah berpengalaman dalam penanganan bencana yang kemudian akan merumuskan panduan strategis kerangka global pengurangan risiko bencana (Sendai Framework of Disaster Risk Reduction 2015-2030).
Baca Juga: Jutaan Orang Akan Mati Akibat Pemblokiran Pelabuhan Ukraina, PBB: Jika Anda Memiliki Hati
Secara khusus, selain pembahasan strategis tentang mitigasi bencana alam, forum ini juga diharapkan menjadi kesempatan negara peserta menemukan solusi bersama terkait penanganan bencana nonalam dalam konteks Pandemi COVID-19.
Masih dalam suasana pandemi, penerapan dan aturan protokol kesehatan (prokes) menjadi hal utama yang harus dipatuhi para delegasi.
Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, yang juga Ketua Sekretariat Panitia Nasional GPDRR ke-7, Raditya Jati.
Baca Juga: Rusia Berhenti sebagai Dewan Hak Asasi Manusia, Kini PBB Memilih Negara Ini
Skrining dengan tes polymerase chain reaction (PCR) pun, dikatakan Raditya akan tetap dilakukan pada 24 Mei dan 26 Mei 2022. Hal itu untuk menghindari resiko penyebaran virus COVID-19.
“Setiap peserta diwajibkan mematuhi ketentuan protokol kesehatan, termasuk menggunakan masker pada saat konferensi berlangsung,” ujarnya Sabtu, 21 Mei 2022.
Raditya pun menambahkan jika pemerintah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam perhelatan GPDRR 2022 ini akan melibatkan sebanyak 60 petugas untuk membantu para delegasi yang berasal lebih dari 180 negara tersebut.***