Menko PMK: COVID-19 Melandai Aktivitas Saat Libur Nataru Tak Ada Pembatasan

19 Desember 2022, 17:14 WIB
ilustrasi aktivitas warga di DKI Jakarta. /unsplash/agnisyulia

 

ARAHKATA - Berbagai event hiburan dan acara keagamaan diizinkan untuk digelar secara penuh. Pembatasan terkait COVID-19 akan sangat dilonggarkan dalam momen libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, pada momen perayaan Nataru, tidak ada pembatasan pada setiap event yang digelar. Baik karnaval maupun pesta musik bebas untuk diselenggarakan.

“Event juga nanti dibebaskan semua, mulai karnaval, kemudian pesta musik, pokoknya semua dibebaskan. Yang baik-baik tapi (event yang dibebaskan), kalau yang tidak baik tidak boleh,” katanya di sela-sela press gathering di Rayz UMM, Malang, dikutip Arahkata.com Jumat, 16 Desember 2022.

 Baca Juga: Fahri Hamzah Minta Elon Musk Hentikan Kata 'Kadrun' hingga 'Cebong' di Twitter

Longgarnya pembatasan aktivitas dalam momen Nataru itu didasari atas kondisi penularan COVID-19 yang diklaim sudah landai. Menurut Muhadjir, kasus kematian, kemudian okupansi rumah sakit akibat COVID-19 sudah rendah.

“Sehingga kita percaya diri untuk Nataru 2022-2023 akan kita lakukan semeriah mungkin, tetapi juga tetap waspada karena kita berada di tengah-tengah suasana yang belum nyaman karena keadaan COVID-19,” tuturnya.

Begitu juga dengan berbagai kegiatan keagamaan. Muhadjir mengatakan, tidak ada pembatasan jumlah jamaah di tempat-tempat ibadah.

 Baca Juga: Deddy Corbuzier Diangkat Letkol Tituler Lantaran Miliki Jutaan Subscribers

“Kegiatan keagamaan tidak dibatasi jumlahnya (jemaah). Jadi 100 persen boleh digunakan. Tidak ada pengurangan, tapi dianjurkan untuk tidak perlu menambah kapasitas, misalnya menambah tenda begitu. Jadi diupayakan gedung yang ada itu digunakan semaksimal mungkin,” katanya.

Kemudian gerakan mudik terkait  juga dikatakannya tidak ada pembatasan. Kapasitas penumpang untuk setiap moda transportasi bisa dimaksimalkan hingga 100 persen. Adapun untuk vaksinasi, Muhadjir mengatakan, aturannya tetap mewajibkan untuk vaksinasi booster.

Terkait arus mudik Nataru, Muhadjir mengatakan, terdapat sekitar 44,7 juta orang terkait hal tersebut. Jumlah ini naik cukup drastis dibandingkan tahun 2020 lalu.

 Baca Juga: Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Pemberian Insentif Kendaraan Listrik

“Ada kenaikan 55 persen dibandingkan tahun 2020,” katanya.

Diwaspadai

Meski tidak ada pembatasan aktivitas dalam Nataru ini, namun Muhadjir menyebutkan ada beberapa hal yang harus diwaspadai. Masyarakat diimbaunya untuk mewaspadai bencana, baik bencana hidrometeorologi atau bencana tektonik.

Selain bencana, ketersediaan pangan juga menjadi satu hal yang diwaspadai pemerintah. Muhadjir menyebut ada empat komoditi pangan yang diwaspadai ketersediaannya, yakni kedelai, cabai merah besar, cabai merah kecil, dan beras.

Baca Juga: Wacana Subsidi Pemerintah Rp8 Juta Guna Pembeliaan Motor Listrik

Menurutnya, terkait dengan komoditi beras, Kementerian Perdagangan telah bersiap impor sebanyak 500 ribu ton.

“Ini (impor) sebagai cadangan untuk Nataru nanti,” tuturnya.***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler