ARAHKATA - Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta mengataka bahwa aksi bomber di Gereja Katedral, Makassar mirip dengan ledakan bom Surabaya pada 4 tahun lalu dan ledakan di Polrestabes Medan.
Kemiripan yang dimaksud oleh Stanislaus Riyanta adalah aksi bom bunuh diri. Karakteristik dan model aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar terbukti adalah pelaku dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Karakteristik antara 3 kejadian yang sudah terjadi di Indonesia mulai dari gereja di Surabaya pada 4 tahun lalu dan ledakan di Polrestabes Medan belum lama ini juga yang terakhir adalah peristiwa bom di Gereja Katedral Makassar. Benang merahnya adalah sama-sama menggunakan motif karakteristik bom bunuh diri. Ini ciri khas dari JAD," kata Stanislaus Riyanta kepada Arahkata, Senin, 29 Maret 2021.
Baca Juga: Densus 88 Gelar Olah TKP Lanjutan di Gereja Katedral Makassar
Baca Juga: Polisi Belum Bisa Pastikan Kebenaran Foto Dugaan Pelaku Bom Gereja Katedral di Media Sosial
Baca Juga: Ganjar Minta Tak Sampaikan Foto dan Video Aksi Bom Bunuh Diri
Menurut Stanislaus terbukti bahwa hasil hipotesa kepolisian pun sama dengan dirinya yang sudah menelusuri pelaku bom bunuh diri teraviliasi dengan bomber JAD di Jolo, Filipina belum lama ini.
Pola karakteristik JAD itu lebih dominan bertujuan menimbulkan kecemasan pada masyarakat sekitar. Salah satunya kelompok JAD berupaya melakukan peristiwa traumatis psikologis mendalam dengan aksi bom bunuh diri.
"Anggota JAD ini sendiri sengaja menciptakan tipe traumatis psikologis mendalam. Menciptakan teror dengan aksi bunuh diri. Sebagai peringatan besar bagi aparat agar kelompoknya tidak ingin diusik," Stanislaus Riyanta.