Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Pemerintah Diminta Genjot Produksi Komoditas Energi Nasional

- 1 Maret 2022, 15:31 WIB
Ilustrasi RIG: Pemerintah Diminta Genjot Produksi Komoditas Energi Nasional
Ilustrasi RIG: Pemerintah Diminta Genjot Produksi Komoditas Energi Nasional /Edi Prasetyo/ARAHKATA

Baca Juga: Gayung Bersambut, Bupati Sangihe Berharap Realisasi Energi Terbarukan Secepatnya Dibangun

"Apalagi ketika iklim investasi di bidang energi ini semakin kondusif, yang mendorong peningkatan produksi komoditas energi kita, maka penerimaan negara tersebut pun akan semakin meningkat," ucap Mulyanto.

Jadi, menurut Mulyanto, melonjaknya harga energi dunia, sejatinya punya dua sisi, yakni sisi negative dan sisi positif.

Secara normatif tugas pemerintah adalah mengurangi pengaruh sisi negatif dan meningkatkan pengaruh sisi positifnya bagi pembangunan nasional.

Baca Juga: Bangka Tengah Jadi Debut Karya Jasa Tirta Energi Bangun PLTS

"Jadi tidak otomatis kenaikan harga komoditas energi dunia, yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina ini, harus diikuti dengan kebijakan kenaikan harga BBM, gas LPG dan listrik domestik" terang Mulyanto.

Mulyanto menambahkan, kenaikan harga energi tersebut di atas bukanlah satu-satunya opsi kebijakan yang tersedia.

Pemerintah harus mengembangkan berbagai opsi kebijakan yang inovatif, yang tidak memicu inflasi dan membebani rakyat di saat pandemi Covid-19 yang belum usai ini.

"Itulah tugas negara," terang Mulyanto.

Sebagai informasi, beberapa negara eksportir migas, termasuk AS dikabarkan tengah bersiap untuk meningkatkan eksplorasi dan memperluas ladang-ladang migas mereka, di tengah peluang melejitnyanya harga migas dunia.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x