Kepala BKKBN Sedih Ada 500 Ribu Perceraian Tiap Tahun Pada Peringatan Hari Keluarga

- 4 Juni 2024, 17:57 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. / Pikiran Rakyat/Boy Darmawan/

ARAHKATA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyayangkan ada 500 ribu perceraian terjadi di Indonesia setiap tahunnya.


Hasto dalam peringatan Hari Keluarga Nasional yang dipusatkan di Bali, Selasa, mengatakan ada faktor masalah kesehatan mental dan jiwa yang menjadi penyebab perceraian.

“Hari ini kasus perceraian dalam setahun tidak kurang dari 500 ribu pasangan. Dalam rangka Hari Keluarga Nasional, ini kesedihan mendalam,” kata Hasto. 

Baca Juga: Generasi Z Tergolong Generasi Strawberry yang Kreatif Namun Sensitif  

Pihaknya belum memetakan provinsi mana dengan persentase perceraian tertinggi, namun untuk jumlahnya saja diperkirakan masih dipimpin Jawa Barat.

Dalam rangka Hari Keluarga Nasional, Hasto ingin angka 500 ribu kasus perceraian dalam setahun ini menjadi momentum introspeksi diri, sebab itu baru data perceraian inkrah di pengadilan.

“Artinya belum lagi yang sudah mengajukan tapi belum disahkan, belum lagi yang satu rumah tapi lama diam-diaman,” ucap Hasto.

Baca Juga: Waspada, Enam Bahaya Terpapar Asap Rokok bagi Kesehatan Anak Kita  

Ia melihat peningkatan kasus perceraian di Tanah Air terjadi sejak 2015. Sebab pada tahun 2010 angkanya masih 200 ribu per tahun.

Kondisi ini, sambungnya, memberi kerugian terhadap anak-anak yang ditinggalkan, sebab ketika orang tua bercerai, kemudian ada ratusan ribu janda yang perlu diperhitungkan nasib ekonominya, apalagi BKKBN mencatat pada sejumlah daerah, janda ada di kelompok miskin ekstrem.

“Oleh karena itu di hari ini, kita tidak hanya bangun raganya, stuntingnya turun, penggunaan kontrasepsi meningkat, tapi juga bangun jiwanya,” tutur  Hasto.

Baca Juga: Google Hadirkan Program Beasiswa Bagi 10.000 Lebih Talenta Digital Indonesia

Dalam pidatonya pada kegiatan peluncuran pelayanan sejuta akseptor itu, Kepala BKKBN mengingatkan pentingnya kesehatan mental sebab selain dampaknya ke perceraian juga ke penggunaan narkotika.

Ia berpesan agar anak dan cucu dididik dengan baik, sebab hari ini 5,1 persen dari populasi masyarakat sudah terpapar narkotika. Bahkan BKKBN mencatat populasi di rutan besar Indonesia didominasi kasus kecanduan obat terlarang.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah