PDIP Kritik Museum SBY-ANI, Demokrat Beri Jawaban Menohok!

18 Februari 2021, 17:24 WIB
Museum SBY-Ani /Istimewa/

ARAHKATA - Fraksi Demokrat DPRD Jawa Timur merasa heran dengan sikap Fraksi PDI Perjuangan yang terlalu usil karena mengkritisi Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk Museum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Ani di Pacitan senilai Rp9 miliar.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim Sri Subianti mempertanyakan tujuan kritikan Fraksi PDI Perjuangan terhadap pemberian BKK Museum SBY- Ani.

Padahal museum tersebut dibangun salah satunya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Pacitan.

“Kok pemberian bantuan tersebut disorot. Dimana salahnya, karena tujuannya untuk mengangkat perekonomian Pacitan dengan menciptakan sebuah destinasi wisata baru skala nasional di Pacitan,” katanya, Sri Subiati, dikonfirmasi, Kamis 18 Februari 2021.

Baca Juga: Coreng dan Tampar Keras Polri, Kompol Yuni Baru Dicopot dan Dimutasi

Sri Subiati menegaskan, selama ini Fraksi Partai Demokrat tak pernah mempermasalahkan pemugaran museum Bung Karno di Blitar yang menelan biaya Rp40 miliar. 

Untuk itu, Fraksi Demokrat meminta agar Fraksi PDI Perjuangan tak memprotes pemberian BKK dari Pemprov Jatim. Apalagi PDIP Menyebut pemberian bantuan Rp 9 M menyakiti rakyat.

“ Pemugaran museum bung karno di Blitar dan museum SBY-Ani di Pacitan juga sama-sama dapat bantuan keuangan dari pemerintah. Justru pemugaran museum Bung Karno menelan angka Rp 40 M. Tiba-tiba museum SBY-Ani menerima Rp 9 M dinilai menyakiti rakyat. Ini pemahaman yang sempit,” tuturnya.

Baca Juga: Blak-blakan! Jaksa Agung Akui pernah Menerima 'Duit Haram'

Subiati menegaskan, Fraksi Demokrat tak pernah mempersoalkan adanya museum mantan presiden karena bertujuan untuk menghargai dan menghormati daerah yang menjadi tempat kelahirannya.

“Kalau Demokrat mendirikan museum SBY-Ani di Pacitan tentunya wajar karena disana pak SBY dilahirkan,” paparnya.

Sri Subianti mengatakan dalam museum SBY-Ani tersebut nantinya akan berisikan sejarah perjalanan hidup SBY sebagai Presiden RI ke-6 mulai karir awal hingga memimpin RI selama dua periode.

Museum tersebut juga akan menceritakan keberhasilan SBY memimpin negara ini bagi generasi penerus.

Baca Juga: Jelang Lawan Real Sociedad, Ole Bawa Dua Wonderkid MU

"Semua harus mengakui kalau pak SBY dua periode berhasil memimpin Indonesia. Sama dengan museum Bung Karno yang nantinya mengingatkan perjuangannya untuk negara ini bagi generasi penerus ,”jelasnya.

Jika dana Rp9 miliar untuk museum SBY-Ani dianggap menyakiti rakyat, karena selama ini pendapatan perkapita masyarakat Pacitan sangat rendah.

Untuk itu, dengan adanya Museum SBY-Ani bisa menjadi pintu masuk penopang dan mengangkat perekonomian masyarakat Pacitan yaitu mendatangkan wisatawan.

Sri Subiati, museum SBY-Ani untuk dipersembahkan kepada masyarakat khususnya generasi muda tentang kepemimpinan SBY selama memimpin RI dua periode.

Baca Juga: 'Bapuk' Taktik Kala Lawan Porto, Ini Alasan Pirlo!

”Dan tentunya juga selain memberikan pendidikan kepada generasi muda tentang SBY, juga museum ini juga diharapkan mendongkrak wisata di Pacitan dan bisa mensejahterakan masyarakat Pacitan,” tambahnya.

Sebelumnya, Bantuan keuangan khusus berupa dana hibah dari Pemprov Jatim melalui APBD Pacitan sebesar Rp9 miliar untuk membangun Museum dan Galeri SBY-Ani di Pacitan dinilai legislator PDIP Jatim sangat menyakiti hati rakyat.

“Uang rakyat Rp9 miliar untuk sebuah lembaga yang tujuannya adalah citra politik personal seorang tokoh sangat menyakiti hati rakyat, mengkhianati amanat penderitaan rakyat, apalagi di masa pandemi Covid-19 di mana rakyat sedang kesusahan,” tegas anggota DPRD Jatim Deni Wicaksono, Rabu 17 Februari 2021.

Baca Juga: Erling Haaland, Monster Haus Gol Yang Bakal Saingi Ronaldo dan Messi di Pentas Eropa

Deni mengatakan, APBD mestinya didedikasikan untuk membantu rakyat, bukan digelontorkan untuk membiayai proyek yang hanya ditujukan untuk pencitraan personal seorang tokoh politik.

APBD adalah instrumen fiskal yang mestinya digunakan berdasarkan skala prioritas mengingat keterbatasan anggaran.

Saat ini, yang urgen adalah membantu rakyat miskin. Apalagi, Pacitan termasuk salah satu sentra kemiskinan di Jatim.

“Kemiskinan di Pacitan sangat tinggi, yaitu 14,54 persen per 2020. Ini termasuk yang tertinggi di Jatim. Demikian pula pendapatan per kapita rakyat Pacitan baru Rp28 juta per orang per tahun, hanya separo dari rata-rata pendapatan per kapita di Jatim,” pungkasnya.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler