Ketum PBNU: Boikot Produk Pendukung Israel, Upaya Penting Dalam Mendukung Palestina

22 November 2023, 18:56 WIB
Ketua umum pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menegaskan pentingnya gerakan boikot produk yang terafiliasi atau mendukung Israel sebagai langkah mendapatkan perhatian politik. /ANTARA

 

 

 

 

ARAHKATA - Ketua umum pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menegaskan pentingnya gerakan boikot produk yang terafiliasi atau mendukung Israel sebagai langkah mendapatkan perhatian politik.

Gus Yahya, dalam pernyataannya di Jakarta pada Selasa, 22 November 2023, mengatakan bahwa gerakan ini sudah mulai berdampak.

Gerakan boikot produk terafiliasi Israel ini direspons masyarakat Indonesia sebagai bentuk penentangan terhadap agresi yang dilakukan oleh Israel terhadap masyarakat Gaza, Palestina. 

Baca Juga: Setara Institute: Publikasi Sejumlah Lembaga Survei Terkait Elektabilitas Capres Dinilai Ngawur

Hal ini sejalan dengan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina.

Gus Yahya mengungkapkan bahwa boikot produk memang langkah penting, namun tidak cukup. 

"Perlu solusi yang lebih konkret untuk menyelesaikan tragedi kemanusiaan di Palestina," ujar Gus Yahya. 

Baca Juga: KPK Amankan Catatan Aliran Uang Korupsi Pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes  

Dia menekankan pentingnya mencari solusi yang bisa diterapkan, bukan sekadar harapan, untuk menangani situasi di Palestina.

Menurut Gus Yahya, gerakan boikot seringkali bersifat resiprokal antara pendukung Palestina dan pendukung Israel. Namun, terlepas dari gerakan ini, agresi tentara Israel terhadap Palestina tetap berlanjut.

"Sebelum segala sesuatu, serangan harus dihentikan segera. Ini bukan hanya seruan kita, tetapi seruan dari semua pihak di seluruh dunia," tambahnya. 

Baca Juga: Bulog Benarkan Anggaran Rp11,2 Miliar Sewa Toyota Alphard 8 Unit Mobil Direksi

Pernyataan ini menekankan bahwa tindakan segera dan kolektif dari komunitas global diperlukan untuk menghentikan konflik dan agresi di Palestina.***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler