Tolak Tanda Jasa, Gatot Nurmantyo Jaga Chemistry dengan Rakyat

12 November 2020, 18:46 WIB
Gatot Nurmantyo Tak Hadiri Pemberian Bintang Mahaputra. /Instagram/ @gatotnurmantyo

ARAHKATA - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo batal hadir di Istana untuk menerima bintang jasa dari Presiden Jokowi. Dengan tidak hadirnya Gatot, maka ia menolak menerima bintang jasa dari Jokowi.

Gatot sedianya akan menerima penghargaan bintang Mahaputera Adipradana dari Jokowi hari ini di Istana. Ketidakhadiran jenderal bintang 4 itu menuai tanda tanya?

Pasalnya, GN merupakan salah satu Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) alias pihak yang selama ini dikesankan berseberangan dengan Pemerintahan Joko Widodo.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin dan Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Kunto Adi Wibowo memiliki pendapat mengenai ketidakhadiran Gatot Nurmantyo (GN) di acara penganugerahan Bintang Mahaputra hari ini.

Baca Juga: Tak Ajukan Banding, Vanessa Angel Sebentar lagi Mendekam di Rutan

Ujang menambahkan, mungkin juga Gatot Nurmantyo sedang mengikuti arah angin dan ingin bersama rakyat. Kata Ujang, rakyat saat ini banyak yang kecewa terhadap pemerintah.

Apalagi sebelumnya beberapa aktivis KAMI seperti Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat pun masih ditahan Kepolisian. Begitu pula dengan Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani pun sempat mau "diangkut" aparat kepolisian dari kantornya.

"Nah GN sedang menyamakan frekuensi dan chemistry dengan rakyat," ujar Ujang Komarudin yang juga sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini, Kamis (12/11/2020).

Selain itu, kata Ujang, bisa juga Gatot ingin meraih simpati publik. Dia menuturkan, Gatot tahu rakyat banyak yang tak suka dengan kinerja pemerintah. Kalau menerima pemberian penghargaan dari pemerintah akan dianggap bermain mata dengan pemerintah.

Baca Juga: Mi Goyeng Oleng, Rasa Bikin Geleng Harga Gak Bikin Oleng

"Tapi apa pun alasan Gatot Nurmantyo seperti yang ada dalam suratnya itu. Itu akan menjadi simbol bahwa Gatot tetap akan ada di barisan oposisi bersama rakyat. Itu pilihan politik," kata Ujang.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Kunto Adi Wibowo menilai tidak bisa hadir atau tidak mau hadir adalah hal yang biasa.

"Bukan hal istimewa, banyak pejabat yang sedang menjabat hari ini masih jadi menteri juga enggak bisa hadir karena ada acara kan gitu, juga mungkin ada yang sakit dan segala macam," ujar Kunto Adi Wibowo seperti dikutip dari SINDOnews, Rabu (11/11/2020).

Namun, kata Kunto, untuk persoalan Gatot Nurmantyo yang tidak menghadiri acara penganugerahan bintang Mahaputra itu cukup unik.

Baca Juga: Ariel Noah Aransemen Ulang “Bukannya Aku Takut” Duet Dengan Mirriam Eka

"Karena dia (Gatot Nurmantyo - red) sedang merintis untuk menjadi tokoh alternatif di 2024 sehingga narasi bahwa dia harus berhadap-hadapan dengan Jokowi itu perlu untuk dipelihara dan itu kan terlihat dari komentar Presidium KAMI atau pengurus KAMI, bahwa ini bentuk solidaritas Pak Gatot terhadap beberapa aktivis KAMI yang sedang masih ditahan oleh polisi," tutur Kunto.

Jadi, kata Kunto, sah-sah saja bagi politikus untuk kemudian membuat narasi atas sikap politiknya atau atas sebuah kejadian dengan narasi yang paling menguntungkan bagi yang bersangkutan. Kunto menilai seharusnya Gatot Nurmantyo hadir.

"Saya berharap begitu, ataupun kalau tidak hadir ya dikemukakan dengan jelas alasannya apa, kalau memang membuat posisi yang sangat berseberangan dengan Pak Jokowi juga oke asal lebih jelas, jadi tidak membuat spekulasi publik yang justru akan berujung pada rumor, gosip dan hoaks," kata Kunto.***

Editor: Ahmad Ahyar

Tags

Terkini

Terpopuler