Sempat Dukung Perpanjangan Jabatan Presiden, Golkar Ubah Haluan?

- 5 Maret 2022, 13:36 WIB
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menargetkan partainya menguasai perolehan suara di Pulau Sumatera pada Pemilu 2024.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menargetkan partainya menguasai perolehan suara di Pulau Sumatera pada Pemilu 2024. /DPP Golkar

ARAHKATA - Sempat mendukung wacana perpanjangan jabatan Presiden oleh beberapa politisi hingga anggota kabinet Joko Widodo (Jokowi), kini Partai Golkar dikabarkan menolak wacana tersebut.

Wacana ini digulirkan oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, kemudian disokong Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Berdasarkan informasi yang beredar, Partai Golkar diam-diam menggelar rapat terbatas yang dihadiri oleh Ketua Umum Airlangga Hartarto, Sekjen Golkar Loedwijk Paulus, dan Bendahara Umum Dito Ganindito.

Baca Juga: Ketua Golkar Jatim Temui PDIP, Bukan Bahas Politik!

Ada juga Ketua Bapilu Zainudin Amali, dan sejumlah petinggi partai berlambang pohon beringin tersebut pada Rabu 2 Maret lalu.

Hasilnya, Partai Golkar menolak penundaan Pemilu 2024 dan akan memperkuat koalisi dengan Partai Demokrat dan PKS.

Ini bertolak belakang dengan pernyataan Airlangga Hartarto yang mengaku mendapatkan usulan perpanjangan jabatan Presiden dari petani Sawit di Kabupaten Siak, Riau dan akan menyampaikan aspirasi itu kepada Jokowi.

Baca Juga: Sentil Khofifah, Golkar Jatim: Terlalu Lama Kosong Tidak Baik

"Aspirasinya kami tangkap tentang keinginan adanya kebijakan berkelanjutan dan juga ada aspirasi kebijakan yang sama bisa terus berjalan,” kata Airlangga, sehari setelah Cak Imin mengusulkan penundaan Pemilu 2024.

Wakil Ketua Umum Golkar Melchias Marcus Mekeng sempat menebalkan, partainya siap mengkaji dengan serius wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo.

Menurut Mekeng perpanjangan masa jabatan presiden bukanlah hal yang tabu.  

"Yang tidak bisa diubah hanya kitab suci. Di luar itu, semua bisa diubah, asal melalui mekanisme konstitusi," kata Mekeng.

Baca Juga: Covid-19 Melonjak, Golkar Jatim Larang Fraksinya Kunker

Sementara itu, ihwal pertemuan yang konon kesepakatan baru Golkar menolak perpanjangan jabatan Jokowi itu, tak ada satu pun elite parpol yang hadir dalam pertemuan tersebut bisa dikonfirmasi.

Politisi senior Golkar, Nurdin Halid, mengaku tidak mengetahui adanya pertemuan itu. Nurdin juga menegaskan sikapnya untuk tetap berkonsentrasi menyongsong Pemilu 2024.

“Kebetulan saya sedang di luar kota jadi tidak tahu pertemuan tersebut. Sikap DPP dan seluruh jajarannya tetap konsisten melakukan berbagai kegiatan uk memenangkan pileg pilpres dan pilkada 2024,” katanya kepada wartawan.

Baca Juga: Golkar Jatim Ingin Khofifah Maju Pilpres 2024 Dampingi Airlangga Hartarto

Nurdin sebelumnya juga secara tegas menolak wacana penundaan Pemilu tahun 2024. Dia justru mengajak segenap elemen bangsa untuk menyukseskan penyelenggaraan Pemilu dan memilih penerus kepemimpinan Jokowi.

“Tidak ada alasan fundamental yang konstitusional untuk menunda Pemilu. Juga tidak ada masalah force major seperti bencana alam, kerusuhan, atau gangguan keamanan sebagaimana tertuang dalam UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017. Pemilu tidak bisa ditunda dengan alasan demi menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pasca pandemi,” ujar Nurdin di Solo pekan lalu.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan elite politik PDIP, pendukung utama Jokowi, justru menolak penundaan pemilu 2024.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x