Perut pun Jadi Saksi, Bagaimana Adab Sang Habiballah

- 17 Januari 2021, 10:42 WIB
Ilustrasi mentari sore
Ilustrasi mentari sore /Arahkata/

ARAHKATA - Sebagai umat muslim, Rasulullah tentu menjadi contoh suri tauladan yang tak tertandingi. Cintanya pada umat ini begitu besar. Bahkan, sebagai pemimpin Beliau rela harus menanggung sesuatu yang harus menyakiti dirinya sendiri, karena hanya ingin mengajarkan adab kepada umatnya bagaiamana layaknya seorang pemimpin kepada pengikutnya.

Dikisahkan, ketika Rasulullah ﷺ menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh Rasulullah bergeser antara satu sama lain. Rasa beringsut yang membuat merinding bulu kuduk saat mendengarnya, membuat para sahabat merasa ngilu.Hingga akhir sholat, bunyi tersebut tak kunjung hilang, terlebih saat Rasulullah merubah posisi dalam sholat.

Sahabat yang dikenal sebagai pribadi yang tegas, yakni Sayidina Umar ibnul Khatab yang tidak tahan melihat keadaan baginda seperti itu langsung bertanya saat sholat dilaksanakan. ”Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?” ⠀

Namun Rasulullah menjawab, ”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.” ⠀

Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…” ⠀
Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. ⠀

Tersentak para sahabat yang hadir saat itu, Bagaimana tidak, seorang pemimpin umat yang tentu saja memiliki hak atas apapun, terlihat perut Rasulullah yang kempis, dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah bergerak.

Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?” ⠀

Rasulullah menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?” ⠀

Para sahabat hanya tertegun. ⠀

Rasulullah melanjutkan, ”Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.” ⠀

Wallahu a'lam.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x