HackerOne Memblokir Pembayaran Hadiah para Peretas Ukraina

- 15 Maret 2022, 08:33 WIB
Ilustrasi seorang peretas/TechCrunch
Ilustrasi seorang peretas/TechCrunch /TechCrunch

ARAHKATA - Peretas Ukraina dan peneliti keamanan siber mengatakan HackerOne memblokir pembayaran hadiah mereka hingga ribuan dollar.

HackerOne menolak untuk memberikan hadiah bagi peretas yang berhasil melakukan analisa terhadap sejumlah bug keamanan yang ditemukan.

Peretas Ukraina terkena dampak dari blokir pembayaran yang dilakukan oleh HackerOne.

Baca Juga: Akun Kedubes Rusia di London Tuduh Korban Ibu Hamil Aktor, Twitter Tindak Tegas!


HackerOne mengatakan dalam cuitannya bahwa mereka telah memblokir pembayaran, melakukan sanksi ekonomi dan kontrol ekspor setelah invasi Rusia ke Ukraina terjadi.

Dilansir dari TechCrunch oleh Arahkata pada Selasa 15 Maret 2022, HackerOne memutuskan memblokir pembayaran para peretas dan peneliti keamanan siber yang terdaftar di layanan mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina terjadi.

"Jika kamu berada di Ukraina, Rusia atau Belarusia, semua komunikasi dan transaksi telah dihentikan untuk sementara waktu," menurut HackerOne di laman TechCrunch dikutip Arahkata.

Baca Juga: Ubisoft Lakukan Reset Sandi Seluruh Karyawan, Mengapa?

Vladimir Matnew selaku warga Ukraina yang berprofesi sebagai peneliti keamanan siber mengatakan pada TechCrunch dikutip Arahkata "Saya pikir mereka memblokir pembayaran untuk semua orang yang mendaftar dari Ukraina."

Diketahui HackerOne adalah perusahaan yang bertindak sebagai perantara untuk mempertemukan peretas dan peneliti keamanan siber kepada perusahaan yang meminta bantuan untuk menemukan bug keamanan pada produk dan layanan mereka.

Keputusan memblokir pembayaran ini mendapat kecaman dan kemarahan besar dari kelompok peretas. Menurut mereka tidak jelas sanksi ekonomi dan kontrol ekspor apa yang dimaksud HackerOne.

Baca Juga: Sidang Isbat Awal Ramadhan 1443 H Akan Dilakukan Online dan Offline

Sejauh ini HackerOne belum mengatakan mengapa mereka memblokir pembayaran para peretas dan peneliti keamanan siber yang terdaftar di layanan mereka.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Techcrunch


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x