Eksplorer Keunikan Detusko dan Geliat Ekowisata di Kaki Gunung Kelimutu

- 21 April 2021, 22:50 WIB
Eksplorer Keunikan Detusko dan Geliat Ekowisata di Kaki Gubung Kelimutu
Eksplorer Keunikan Detusko dan Geliat Ekowisata di Kaki Gubung Kelimutu /Yohannes Marto/ARAHKATA

Wisata alam lembah yang subur dibaluti oleh keindahan alam nan hijau ini terletak hanya 33 km dari Kota Ende. 45 menit dari Bandara Ende, berada tepat di jalur jalan utama Trans Flores.

Berada pada ketinggian 800 mdpl, Detusoko hadirkan pesona alam yang dengan topografi yang indah, areal persawahan terasering, dipagari perbukitan hijau, dihiasi berbagai tanaman pertanian. Bagi siapa saja yang berkunjung ke Danau Kelimutu, saatnya singgah sejenak menikmati keindahan Detusoko

Tawaran Paket Wisata Unik di Detusoko.

Detusoko Village Trekking Tour Package, dimana para wisatawan akan memperoleh pengalaman berwisata mengesankan dengan Menyusur jalan, menikmati sawah dan pemandangan indah sepanjang mata, dihamparan sejuknya udara dan hangatnya sinar pagi.

Kades Nado mengusung konsep Agrotour Eksplorasi Sawah, dimana para wisatawan diajak terlibat dalam kegiatan pertanian sawah berbalur lumpur, nikmati sehatnya menjadi petani dengan belajar menyiapkan lahan, menanam padi dan memanen.

Nando menjelaskan bahwa melalui paket wisata yang satu ini, para wisatawan akan memperoleh pengalaman yang disebutnya “one day be a farmer” bagi wisatawan yang berkunjung tepat pada musim tanam atau musim panen.

Selain itu, melalui Komunitas Remaja Mandiri Community (RMC) Detusoko, Kades Nando juga mendirikan unit usaha Caffe Break bernama Lepa Lio. Lepa berasal dari Bahasa Lio yang berarti pondok, tempat beristirahat.

Sedangkan ‘Lio” merupakan nama salah satu etnis atau suku masyrakat setempat. Berada tepat di seberang utara jalan raya Trans Flores Ende-Maumere. Keseluruhan bangunan Lepa Lio dibuat dari material local bamboo.

Sedangkan atapnya terbuat dari anyaman daun Lontar. Sementara lantainya berbahan kayu. Untuk menyambung dan mengikat bambu digunakan tali ijuk sehingga praktis tidak ada penggunaan paku berbahan besi.

Nando menjelaskan, sebagai desa penyangga kawasan Taman Nasional Kelimutu, Desa Detusoko Barat menangkap peluang kunjungan wisatawan. Karena itu, keberadaan Caffe Lepa Lio yang strategis, selain sebagai rest area juga menjadi ‘tourist information service’ tentang spot wisata potensial Detusoko.

Halaman:

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah