ARAHKATA - Peringatan satu tahun perjuangan melawan Covid-19 dilakukan di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa, 23 Maret 2021 dengan bermain angklung.
Acara ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia melakukan hening cipta untuk mengingat mereka yang gugur karena Covid-19. Hening Cipta diiringi musik angklung kebanggaan Indonesia.
Keharuan acara ini semakin membuat bulu kuduk merinding ketika lagu Gugur Bunga dan Heal The World dimainkan.
Baca Juga: Khofifah Dituntut Memilih Segera Organisasi Perangkat Daerah
Lagu ini menjadi ungkapan dari harapan pasien dan sukarelawan kesehatan yang bertugas.
Pandemi belum usai, masyarakat semakin lelah dengan kondisi ini. Namun, semangat tak pernah surut walau keadaan masih belum sepenuhnya aman.
Selama masa pandemi Corona, tenaga medis bekerja lebih berat dibandingkan sebelumnya. Hal ini terjadi karena masih banyaknya penambahan kasus pasien positif Covid-19.
Bahkan, banyak juga tenaga medis yang tak bisa pulang ke rumah, dan harus menginap di rumah sakit.
Baca Juga: Polisi Gadungan Tertangkap Setelah Menyamar Jadi Reserse Narkoba di Jaksel
Begitu pula yang dialami nakes di RS Wisma Atlet. Setiap orang yang mendengar kata 'wisma atlet', pasti akan merasa seram dan menakutkan, padahal sejatinya tak begitu.
Justru di sinilah perjuangan demi melawan virus Corona itu terus dilakukan. Baik pasien maupun nakes sama-sama berjuang, terutama nakes yang merupakan garda terdepan dalam menekan angka Covid-19 di Indonesia.
Menteri Sosial Tri Rismaharini hadiri acara Malam Puncak 1 Tahun Perjuangan Melawan Covid-19 di RSDC Wisma Atlet.
“Kami ucapkan terima kasih pada seluruh pejuang kemanusiaan dari nakes maupun relawan yang telah berjuang selama setahun,” ucap Risma.
Menurutnya, tidak mudah untuk mengelola RSDC Wisma Atlet sebab selain membutuhkan disiplin yang tinggi, juga harus menyatukan berbagai elemen yang berbeda latar belakang.
“Kami yakin tak mudah mengelola RSDC Wisma Atlet ini, dengan semangat gotong royong dan kebersamaan bisa menyatukan berbagai latar belakang menjadi satu tujuan mulia, yaitu demi tugas kemanusiaan,” ujar Risma.
Baca Juga: UPDATE COVID-19 24 Maret 2021, Gorontalo dan Sulut Catat Rekor 0 Kasus
Koordinator RSDC Mayjen Tugas Ratmono meminta agar acara itu jadi bahan refleksi untuk segala upaya yang telah dilakukan dalam penanggulangan virus Corona.
Tidak hanya itu, Tugas ingin acara ini bisa menyatukan semua pihak untuk bersama-sama memerangi virus Corona.
"Dalam peringatan 1 tahun perjuangan ini, mari kita bersatu padu bahu membahu antara kita petugas kesehatan dan para pasien yang kebetulan terpapar di sini untuk melawan Covid-19, sehingga pandemi ini berakhir," kata Tugas.
Tidak hanya itu, Tugas juga ingin acara ini bisa menyatukan semua pihak untuk bersama-sama memerangi virus corona.
Dalam kesempatan tersebut, Tugas mengingatkan Covid-19 dapat menular dari jarak yang dekat sehingga protokol kesehatan seperti mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak harus terus dipatuhi.
Tugas juga meminta agar para penyintas ikut mengkampanyekan disiplin protokol kesehatan itu.
Baca Juga: Kapolres Sinjai Sapa Warga, Sistem Tilang Elektronik Diberlakukan
"Jangan lupa setelah teman-teman, bapak, ibu sekalian kembali dari tower 4, 5, 6, 7 mari kita suarakan pada mereka semuanya, untuk selalu patuh pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan dan hindari kerumunan, kurangi mobilitas untuk cegah penularan Covid-19," pesan Tugas.
Acara yang dibuka dengan mengheningkan cipta untuk menghormati nakes dan pasien yang gugur karena virus corona, dimainkan oleh lebih dari 1.500 pasien dan tenaga kesehatan bersama-sama yang dipandu oleh seniman angklung.
Sementara penutupan acara diwarnai pula dengan permainan angklung kolaborasi antara pasien dengan tenaga kesehatan. Ada tiga lagu yang dimainkan semua di bawah komando konduktor Arny Dulishaputri.***