Rumput Laut Sinjai Jadi Komoditi Ekspor Hingga ke China

- 19 Februari 2021, 14:24 WIB
Petani tambak rumput laut di Lingkungan Larea-Rea, Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara. /Humas Kominfo/Ashari/ARAH KATA
Petani tambak rumput laut di Lingkungan Larea-Rea, Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara. /Humas Kominfo/Ashari/ARAH KATA /

ARAHKATA - Budidaya rumput laut menjadi salah satu usaha unggulan masyarakat di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Selain dipasarkan untuk kebutuhan konsumsi, rumput laut wilayah pesisir, juga menjadi komoditi ekspor hingga ke China.

Jabaruddin selaku Pelaksana UD. Bangkit Sinjai yang terletak Jalan Baronang Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara mengaku, produksi rumput laut di Kabupaten Sinjai mengalami peningkatan yang cukup baik.

Hal itu kata Jabaruddin, didasari dengan produksi petani asal Kecamatan Sinjai Utara, dan Sinjai Timur dalam sebulan mencapai 150 ton perbulan. Bahkan, dalam satu petani kadang memproduksi 3 sampai 5 ton.

Baca Juga: Yusuf, Petani Porang Asal Sinjai Beromset Ratusan Juta

"Soal harganya, kami banderol Rp.3.700 hingga Rp.3.800 perkilogram kepada agen kami di Makassar yaitu perusahaan Kapal Api. Nanti mereka yang ekspor ke China langsung. Karena bukan bahan baku, maka ditempat ini kami bungkus lalu dari sini langsung dikirim ke Makassar dan langsung di ekspor, tidak di periksa lagi,” jelasnya, Kamis 18 Februari 2021.

Ditempat terpisah, Dasri, petani tambak rumput laut di Lingkungan Larea-Rea mengaku memiliki 5 hektare lokasi untuk memproduksi rumput laut.

“Lokasi ada sekitar 5 hektar, biasanya kalau full bisa produksi sampai 5 ton. Cuman tidak setiap bulan memproduksi baik, kadang ada kendalanya seperti ditumbuhi lumut, dan penyakit,” ungkapnya.

Baca Juga: Petani Keluhkan Kelangkaan Pupuk, Ini Jawaban Kementan

Dasri menjelaskan, rumput laut yang dibudidayakan ditambaknya, baru bisa dipanen setelah berumur 40 hari atau sudah berumur tua.

Halaman:

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x