Lonjakan COVID-19 di Jatim Cenderung dari Keluarga, Ini Penyebabnya

- 15 Juli 2021, 15:07 WIB
Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi
Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi /Arahkata/

"Sekarang ini mulai nampak jelas, suami atau istrinya meninggal, beberapa hari kemudian istri atau suaminya yang meninggal. Ini dari sisi suami istri, belum lagi terus kemudian anaknya juga mengikuti. Nah, inikan sudah klaster keluarga," ungkapnya

Baca Juga: Twitter Hapus Fitur Fleets Agustus Mendatang

Satgas pencegahan COVID-19 harus mencari pola pendekatan untuk menekan klaster keluarga. Tentu pendekatannya harus berbeda dengan pencegahan klaster kerumunan dengan mengurangi mobilitas penduduk.

"Jadi cara pendekatannya juga harus berbeda, kalau kemarin kan (mendominasi) klaster kerumunan," pungkas Kusnadi.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK), Andriyanto menilai bahwa saat ini PPKM Darurat belum bisa menekan kasus terkonfirmasi COVID-19.

Baca Juga: Filipina Larang Masuknya Wisatawan Indonesia

Bahkan jumlah penambahan kasusnya tingkat nasional sangat tinggi. Dimana Per 14 Juli 2021 ada 54.517 kasus. Kasus meninggal karena COVID-19 bertambah 991 jiwa.

Sedangkan berdasarkan laporan Komite Penanganan COVID-19 Nasional dalam Covid19.go.id per tanggal 14 Juli 2021 tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jawa Timur sebanyak 203.372 kasus (7,6% kontribusi nasional), dengan 17.794 kasus pada anak-anak (di bawah usia 18 tahun).

Dimana dari 203.372 kasus positif di Jawa Timur tersebut, terdapat 14.445 jiwa yang meninggal dunia, dan jumlah jiwa yang meninggal tersebut 84 jiwa anak-anak (43 anak usia 0-5 tahun, 41 anak usia 6–18 tahun).

Baca Juga: Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Positif COVID-19

Halaman:

Editor: Tia Martiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah