Tak hanya itu desa wisata tersebut juga menjadi tempat pelestarian budaya Betawi, seperti latihan pencak silat, palang pintu, aqiqah, injak tanah, hingga ngarak penganten sunat.
Baca Juga: Kemenkes Terus Upaya Percepat Turunnya Insentif untuk Nakes
Selain adat istiadat, tak ketinggalan ada juga kuliner khas Betawi yang sangat menggugah selera, diantaranya kerak telor, laksa, es selendang mayang, toge goreng dan juga bir pletok.
Selain itu, desa wisata ini memiliki Museum Betawi yang sudah tersertifikasi “Indonesia Care” berbasis Cleanliness, Health, Safety, Environment (CHSE).
Penerapan protokol kesehatan di desa wisata ini pun sudah sangat baik dan ketat, karena tersedianya tempat cuci tangan serta hand sanitizer, sign untuk jaga jarak, dilakukannya disinfektan secara berkala dan area selalu wajib untuk menggunakan masker.
Baca Juga: Menteri PPPA Apresiasi Kabupaten Cianjur Atas Kebijakan Kawin Kontrak
Sandiaga mengungkapkan bahwa Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi sebagai salah satu desa wisata yang paling lengkap, menarik serta menjadi pilihan bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
“Ini adalah satu kawasan yang dapat menggerakkan ekonomi dan membuka peluang kerja seluas luasnya. Tentu harapannya, dampak dari pada desa ini bisa dirasakan oleh masyarakat secara langsung,” ujar Sandiaga.
Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi ini menjadi salah desa wisata yang masuk ke dalam 50 besar ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Baca Juga: Kunjungi Sungai Martapura, Sandiaga Ingin Jadikan 'Waterfront' Indonesia