Kemenkes RI Soal Cacar Monyet: Kami Akan Lakukan Surveilans pada Pria Gay

- 26 Juli 2022, 13:37 WIB
Ilustrasi: Tabung reaksi berlabel "Virus cacar monyet positif dan negatif" terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 23 Mei 2022.
Ilustrasi: Tabung reaksi berlabel "Virus cacar monyet positif dan negatif" terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 23 Mei 2022. /REUTERS/Dado Ruvic

ARAHKATA - Menurut petinggi WHO, sebagian besar penyebaran cacar monyet alias monkeypox dikaitkan dengan pria yang berhubungan seksual ke pria lain atau gay.

Di Amerika Serikat (AS), 99 persen dari total kasus merupakan pria gay.

Layanan kesehatan sering mengidentifikasi kasus pada pasien yang baru saja melaporkan gejala pasca berhubungan seksual.

Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Pertama Ditemukan di Jepang

Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu, laporan tersebut menjadi kewaspadaan pemerintah Indonesia untuk melakukan surveilans di kelompok tersebut.

"Pada komunitas sesuai data kasus yang paling banyak di dunia yakni kelompok gay, maka kami akan melakukan surveilans ketat pada kelompok ini. Bekerja sama dengan beberapa organisasi atau lembaga masyarakat," terang dr Maxi, Senin 25 Juli 2022.

Ia mengimbau agar masyarakat mewaspadai sejumlah gejala yang muncul terutama ketika muncul ruam hingga bintik kemerahan di kulit.

Baca Juga: Petinggi WHO Ungkap Cacar Monyet Paling Banyak Menular dari Homoseksual

"Deteksi dini di airport dilakukan oleh KKP terutama pelaku perjalanan luar negeri yang datang dari negara sudah ada kasus, memeriksa suhu, memeriksa gejala," tegas dr Maxi.

"Gejala monkeypox seperti ruam pada kulit, bintik-bintik merah, vesikel atau pustula yang gampang dilihat di bagian muka, juga di telapak tangan," imbaunya.***

Editor: Tia Martiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x