Meskipun angka persebaran sangat tinggi, Budi menjelaskan COVID-19 Subvarian XBB dan XBB 1 memiliki dampak kematian dan keparahan penyakit lebih rendah dari varian lainnya.
"Jadi memang COVID-19 Subvarian XBB ini kalau kita lihat dari Singapura, naiknya lebih cepat, dibandingkan BA.4 dan BA.5, tapi lebih rendah dari BA.1 dan BA.2," tuturnya lagi.
Baca Juga: Prof. Dr. Anwar Daud: Pelabelan BPA Kemasan Kaleng Lebih Cocok Ketimbang AMDK
Untuk informasi tambahan, BA.1 dan BA.2 puncak kasusnya terjadi pada Januari-Februari 2022 lalu.
Dalam waktu dua bulan saja, penyakit ini sudah menjangkiti sekitar 60 ribu orang setiap harinya.
Meskipun angka penyebarannya terus meningkat, Budi menyatakan capaian COVID-19 Subvarian XBB ini takkan setinggi subvarian sebelumnya.
Baca Juga: Dua Pemeran Kebaya Merah Telah Buat 92 Video Porno
Meskipun begitu, Menkes menyatakan pihaknya sudah menyiagakan fasilitas kesehatan (faskes) di seluruh daerah.***