Prof. Dr. Anwar Daud: Pelabelan BPA Kemasan Kaleng Lebih Cocok Ketimbang AMDK

- 9 November 2022, 13:39 WIB
Ilustrasi Makanan Kaleng.
Ilustrasi Makanan Kaleng. /Lola Rudolphi/Pixabay/

ARAHKATA - Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Dr. Anwar Daud, SKM., M.Kes, C.EIA menegaskan kontaminasi Bisfenol A (BPA) secara signifikan lebih tinggi pada kemasan kaleng daripada makanan non kaleng seperti makanan segar, makanan beku, dan kemasan plastik.

Jadi, menurutnya, jika mau melabeli “berpotensi mengandung BPA” itu lebih cocok kepada kemasan kaleng ketimbang kemasan air.

“Tapi, kalaupun berencana mau melabeli kemasan pangan, harusnya semua kemasan itu harus dilabeli dengan menyatakan ini bebas bahan berbahaya. Jangan ada diskriminatif kalau mau mengamankan kemasan pangan. Kalau mau dilabeli, ya semua harus dilabeli,” ujarnya di acara kegiatan workshop “Penggunaan Bahan Bisphenol A (BPA) Pada Makanan dan Minuman” yang diselenggarakan Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan di Hotel Mercure Jakarta, dikutip ArahKata.com Selasa, 8 November 2022.

Baca Juga: Dua Pemeran Kebaya Merah Telah Buat 92 Video Porno

Dia mengatakan penerapan label pada semua kemasan pangan tanpa terkecuali itu mengingat meskipun penelitian BPOM menyatakan itu masih di bawah standar, tapi kalau khusus dari alasan kesehatan, kalau itu dikonsumsi terus menerus akan berbahaya juga.

Dia juga tidak setuju dengan BPOM yang menyatakan pelabelan BPA ini tidak berlaku untuk depot air minum isi ulang.

Menurutnya, justru wadah-wadah air yang digunakan untuk mengisi air minum depot isi ulang itu patut dikhawatirkan karena bisa saja menggunakan wadah-wadah yang tidak berstandar.

Baca Juga: Hari Pahlawan Momentum Ajak Puluhan Pemuda Gelar Aksi Milenial Peduli Sejarah

“Kalau masyarakat itu kan banyak yang lebih memilih murahnya saja. Jadi wadah-wadah yang digunakan juga kualitas KW 3,” katanya.

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x