Polisi Tembaki Demonstran Myanmar, Seorang Wanita Tewas

- 27 Februari 2021, 23:19 WIB
Ilustrasi Negara Myanmar yang terus memanas
Ilustrasi Negara Myanmar yang terus memanas /ARAHKATA/ISTIMEWA

ARAHKATA - Situasi Myanmar kian memanas Kepolisian Myanmar terus melakukan upaya represif pembubaran demonstran anti kudeta sampai 1 orang wanita tewas tertembak.

Diketahui bahwa situasi semakin genting di Myanmar disebabkan karena adanya blokade pagar betis dari masyarakat sipil, yakni para demonstran anti kudeta.

Dilansir dari Reuters, pada Sabtu, 27 Februari 202 1 polisi dikerahkan di Pusat Kota Yangon dan beberapa wilayah vital lainnya di Myanmar untuk mencegah para demonstran beraksi di area-area yang biasanya dijadikan lokasi unjuk rasa.

Baca Juga: Chaos ! Aparat Myanmar Tembaki Para Demonstran

Tewasnya, satu orang demonstran anti kudeta itu tentu saja mencengangkan para demonstran lainnya, karena dari pengakuan aparat kepolisian mereka hanya menggunakan peluru karet.

Salah satu saksi mata menjelaskan kepada pewarta reuters bahwa di lokasi kejadian polisi tidak segan menahan orang-orang yang berkumpul di area tersebut. 

Sampai akhirnya para aparat kepolisian di Myanmar tidak segan melakukan tindakan represif yang melanggar HAM dengan menarik pelatuk pistol dan mengeluarkan tembakan.

"Mereka menggunakan meriam air terhadap demonstran damai mereka tidak seharusnya memperlakukan orang-orang seperti itu," kata demonstran bernama Aye- Aye Tint dari kota Monwya kepada Ruters. 

Pemerintah darurat militer junta Myanmar juga semakin meradang dengan sejumlah pemberitaan terkait kekejaman para junta militer di Myanmar. 

Baca Juga: Buntut Kudeta Militer, Peredaran Uang Langka di Myanmar

Alhasil, diketahui bahwa ada 3 jurnalis lokal Myanmar yang ditahan pada Sabtu, 27 Februari 2021 waktu setempat namun tidak diketahui dengan pasti identitas para jurnalis tersebut dan asal media.

Dalam tulisan wartawan reuters menyebutkan bahwa ada saksi mata yang menyaksikan sendiri polisi menggunakan granat dan melepas tembakan peringatan ke udara berkali-kali untuk membubarkan demonstran.

Para demonstran anti kudeta semakin kecewa dengan perlakuan aparat kepolisian yang justru mendukung rezim militer junta di bawah pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing.

Menurut saksi mata dan media lokal situasi serupa juga terjadi di kota Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dan di beberapa kota lainnya termasuk Dawaei.

Selama aksi demonstrasi menentang upaya pemakzulan dari pihak junta militer Myanmar terhadap Aung San Syu Kyi. Sudah ratusan orang di amankan. Salah satunya adalah Win Mya Mya merupakan anggota parlemen muslim dari partai Liga nasional demokrasi nld yang berkuasa di Myanmar.

Baca Juga: Politik Bebas Aktif, Indonesia Tegas Tidak Berada Dalam Pemilu Ulang Myanmar

Sementara Walaupun saat ini kondisi Myanmar dipenuhi oleh asap gas air mata, maupun darah di mana-mana namun Jenderal Min Aung Hlaing tidak mengupayakan tindakan persuasif menghentikan para demonstran.

Padahal selama satu pekan terakhir sudah ada tiga orang tewas dalam aksi anti kudeta Selain itu satu polisi juga tewas saat bertugas, namun ia tidak membuka pintu diskusi oleh para demonstran tersebut.*

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah