Prihatin, 65 Persen UMKM di Indonesia Masih Buta Dunia Digital

- 10 Februari 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi Transaksi Ekonomi Digital
Ilustrasi Transaksi Ekonomi Digital /Pixabay/PhotoMIX/

ARAHKATA – Virus corona ternyata menyebabkan badai bagi dunia ekonomi. Kantor, pertokoan hingga pabrik yang tutup membuat pemasukan jadi terganggu. Hal itu juga dialami Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.

Pemilik usaha kecil diharapkan bisa memutar otak agar bertahan di tengah kesulitan ini. Salah satunya, dengan menggunakan layanan eCommerce.

eCommerce yang tersedia di Indonesia, mulai dari Tokopedia, Shopee, Lazada, BliBli, Bukalapak dan lainnya, kini bisa membantu penjual untuk makin aktif. Dengan cara itu juga, bisa mendapatkan lebih banyak pelanggan.

Baca Juga: Kakorlantas Polri Pantau Jalan Amblas di Tol Cipali

Hal itu dibuktikan oleh studi yang dilaksanakan oleh Lazada Indonesia (Lazada) menyayangkan ternyata 87 persen UMKM di Indonesia belum terdigitalisasi. Parahnya lagi, lebih dari separuh (65%) UMKM kategori ini merasa logistik menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan usaha mereka.

Sementara itu, 92 persen dari UMKM yang telah terdigitalisasi dan menggunakan platform eCommerce sepakat sangat membantu kebutuhan logistik mereka.

Studi berjudul “Percepatan Ekonomi Digital Indonesia melalui eCommerce” ini belum lama diluncurkan oleh Lazada dan mencatat ragam fakta seputar industri eCommerce serta perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia.

Studi dilaksanakan dengan dukungan dari YCP Solidiance, konsultan manajemen ternama di Asia. Tujuannya untuk jalankan misi dukung pemerintah Indonesia memberdayakan bisnis dan individu dalam menjalankan transformasi digital dan bertumbuh dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia.

Baca Juga: 5 Perlengkapan yang Wajib Kamu Bawa Selagi Musim Hujan 

Situasi luar biasa saat ini jelas mendorong perubahan perilaku konsumen dan meningkatkan transaksi penjualan berbasis digital. Menurut laporan e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek, Bain & Company 2020, dimana nilai ekonomi digital di Indonesia di tahun 2020 lalu mencapai USD44 miliar, eCommerce memegang peranan penting dalam percepatan terbentuknya perekonomian digital.

Nilai tersebut diperkirakan bisa mencapai USD124 milar di tahun 2025. Laporan yang sama menunjukkan adanya enam faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital terpadu, dan logistik merupakan salah satu penyokong terpenting untuk merealisasikan angka tersebut. 

Monika Rudijono, Chief Marketing Officer Lazada Indonesia mengatakan dalam siaran persnya, “hasil studi ini membantu kami memahami dukungan apa yang dapat kami lakukan untuk mendorong bisnis, khususnya UMKM,  bertransformasi menuju penerapan ekonomi digital melalui dukungan teknologi canggih seperti solusi logistik yang holistik, pemberdayaan data, serta ekosistem eCommerce yang kami miliki.”

Baca Juga: Aneh, Ada Penobatan Pria Terjorok di Dunia!

Dalam Studi Lazada yang dilakukan pada kuartal keempat tahun 2020 ini, perusahaan dan UMKM yang sudah terdigitalisasi merujuk pada perusahaan dan UMKM yang setidaknya sudah menggunakan platform eCommerce sebagai salah satu strategi bisnisnya.

Studi menunjukkan digitalisasi melalui eCommerce mendorong inklusi digital UMKM melalui penyediaan akses ke berbagai fitur digital.

Saat ini, kemudahan akses digital pada eCommerce ini baru dinikmati 13% UMKM di Indonesia. Selain merasakan sistem logistik yang efektif, 94 persen dari UMKM yang telah terdigitalisasi ini juga merasakan manfaat program marketing dari eCommerce.

Kemudahan bisnis melalui eCommerce juga dirasakan dari sisi teknologi, inovasi produk, akses pendanaan, infrastruktur dan kapabilitas SDM, hingga manajemen pelanggan dan akses pasar.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x