Perilaku Hidup Boros Ternyata Sifatnya Setan

8 Januari 2021, 00:36 WIB
Ilustrasi /Pixabay/English

ARAHKATA - Hanya tinggal menggesek kartu kredit, semua keinginan kita terpenuhi. Kedengarannya sungguh indah. Cara ini sudah menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat perkotaan di Indonesia.

Orang yang punya harta, kecenderungan untuk menjadi pecinta harta akan lebih besar. Makin bagus, makin mahal, makin unik, makin senang, maka makin dicintalah hartanya.

Namun, pada dasarnya, gaya hidup itu yang salah. Gaya hidup pemborosan. Kecenderungan manusia berperilaku boros terhadap harta sudah ada di dalam dirinya.

Baca Juga: Bener Ga Sih Menikah Membuka Pintu Rezeki?

Perlu diketahui bahwa senang membuang-buang harta untuk hal yang sia-sia termasuk meniru perbuatan setan.

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).

Ayat di atas menegaskan, Islam sebagai agama melarang keras kepada umatnya untuk menjalankan hidup secara berlebihan dan bermewah-mewahan.

Baca Juga: Pengertian dan Peran Pentingnya CEO dalam Perusahaan

Bukan tanpa sebab, larangan itu dikeluarkan agar umat Islam benar-benar menjauhi hidup secara berlebihan dan boros.

Pola hidup boros dan bermewah-mewah akan menjerumuskan umat Islam kepada kemalasan, hidup santai. Pola hidup itu akan merusak aqidah dan mengikis rasa kepedulian sesama umat.

Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.”

Baca Juga: Suhendro, Pengusaha dan Mentor Bisnis bagi Perusahaan Rintisan

Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Seandainya seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan).”

Qotadah mengatakan, “Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 8/474-475)

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah meridlai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridla) jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta.” (HR. Muslim no.1715)

Baca Juga: Jangan Minum Kopi Saat Perut Kosong, Berikut 3 Alasannya

Contohnya sebagian keluarga merubah perabot rumah tangga pada setiap tahunnya sekalipun perabot yang lama masih layak padahal mereka mempersiapkan biaya yang sangat besar untuk urusan tersebut.

Marilah kita hidup bersahaja, hidup sederhana. Rasulullah saw merupakan contoh yang wajib diikuti yang telah menjalankan hidup bersahaja dan dalam kesederhanaan.

Di antara contoh hidup sederhana yang ditekankan Rasulullah adalah dalam kesederhanaan dalam masalah makanan.

Baca Juga: Hati-hati Anak Bisa Jadi Psikopat Jika Lihat KDRT di Rumah

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim menyebutkan, pada suatu saat Rasulullah berkata kepada Aisyah ra kepada keponakannya ‘Urwah.

“Telah berlalu atas kami bulan baru, bulan baru, bulan baru (3 bulan) sementara tidak pernah menyala api di dapur rumah Nabi dan keluarganya, maka ditanyakan oleh ‘Urwah: Wahai bibinda maka dengan apa kalian makan? Dijawab : Dengan air dan kurma.” (HR Bukhari dan Muslim).

Di antara cermin kehidupan di jaman modern, hidup boros dan bermewah sekarang ini adalah tenggelam dalam memenuhi kebutuhan sekunder secara berlebihan.

Baca Juga: Nissa Sabyan Raih Predikat Artis Nasyid Pilihan Nusantara di Malaysia

Semoga Allah memudahkan kita untuk mengisi waktu kita di setiap tempat dengan hal-hal yang bermanfaat dan berguna bagi orang lain terutama dalam masalah agama dan akhirat.***

Editor: Ahmad Ahyar

Tags

Terkini

Terpopuler