Benarkah Penderita Pilek Bisa Terlindung dari COVID-19?

12 Januari 2022, 23:22 WIB
Ilustrasi virus Covid-19 varian Deltacron. /Pixabay/BlenderTimer

ARAHKATA - Berdasarkan penelitian sebuah studi diungkap bahwa influenza atau pilek bisa melindungi seseorang dari Covid-19.

Mengutip RT, Rabu 12 Januari 2022, para peneliti berharap temuan ini dapat memberikan peta jalan untuk kekebalan yang lebih tahan lama terhadap varian COVID-19.

Menurut satu "penemuan penting" yang diuraikan dalam studi kalangan medis baru, tingkat sel T yang lebih tinggi yang disebabkan oleh flu biasa membuat kecil kemungkinan seseorang akan tertular COVID-19.

Baca Juga: COVID-19 Meningkat, Kemenkes Keluarkan SE Pencegahan dan Pengendalian

Studi yang dirilis pada Senin, 10 Januari 2022 oleh para peneliti di Imperial College London, merupakan bukti pertama dari peran protektif untuk sel T ini.

Studi tersebut menemukan bahwa kehadiran sel T dalam tingkat tinggi setelah flu biasa dapat membantu melindungi seseorang terhadap infeksi COVID-19.

"Studi kami memberikan bukti paling jelas hingga saat ini bahwa sel T yang diinduksi oleh virus corona flu biasa memainkan peran protektif terhadap infeksi SARS-CoV-2,” ujar Profesor Ajit Lalvani, penulis senior studi tersebut.

Baca Juga: Indonesia Masuk 5 Besar Dunia Cakupan Vaksinasi COVID-19

Dia mengatakan, sel-sel memberikan perlindungan dengan menyerang protein di dalam virus, daripada protein lonjakan di permukaannya.

Penelitian dimulai pada September 2020, pada saat sebagian besar warga Inggris belum terinfeksi COVID-19, mengambil sampel darah dari peserta dalam waktu enam hari setelah mereka terpapar virus.

Penelitian ini mengeksplorasi tingkat sel T yang dibuat oleh flu biasa yang mengenali silang protein Covid.

Baca Juga: Info Penting Ibu Hamil Soal Vaksin Booster

Pada individu yang tidak terinfeksi COVID-19, tingkat sel T reaktif silang secara substansial lebih tinggi daripada mereka yang tertular virus, menunjukkan bahwa sel T menargetkan protein internal pada COVID-19.

Para peneliti berharap penelitian ini dapat memengaruhi potensi pengembangan vaksin COVID-19 baru, karena vaksin saat ini tidak menginduksi respons imun terhadap protein internal.

“Vaksin baru yang mencakup protein internal yang dilestarikan ini akan menginduksi respons sel T protektif secara luas yang seharusnya melindungi terhadap varian SARS-CoV-2 saat ini dan di masa depan,” kata Profesor Lalvani.

Baca Juga: Mengapa Vaksin Booster Harus Beda dari 2 Dosis Awal?

Sementara, Rhia Kundu, peneliti utama studi tersebut, menjelaskan terlepas dari penemuan penting, bahwa sel T yang ada adalah “hanya satu bentuk perlindungan” dan “tidak ada yang harus bergantung pada hal itu saja.

Dia mengatakan bahwa vaksinasi cara yang paling efektif. untuk melindungi dari COVID-19.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler