Menulis adalah Ekspresi Jiwa, Simak Tips Berikut untuk Menjadi Penulis Laris

- 23 Februari 2021, 13:22 WIB
Ilustrasi menulis/pixabay
Ilustrasi menulis/pixabay /

"Uni Tan selalu mengatakan 'Ya' dan sigap langsung eksekusi terhadap tampolan saya." ungkap Coach Lutfi, pembina Jenius Writing.

Hasilnya, satu bulan lebih saja, lahir novel berenerginya. 'Ion-Ion Ratih' begitu terasa keringat pantang menyerahnya.

Baca Juga: Viral Kartu Prakerja Bukaan Baru, Waspada Hoax dan Spam Beredar Luas

Kekuatan penulisnya sering mengecoh, pembaca mengira ini adalah kisah dari penulis. Ternyata Ini Fiksi. Terinspirasi dari satu sosok yang sudah tiada, Marsinah.

Di sayap lain Uni Tria Cahaya, penulis Pencuri Embun Pagi sukses menulis lebih baik daripada naskah yang sempat raib.

"Semua kerja kerasku hilang, padahal pada saat itu sudah enam puluh persen selesai dibuat naskahnya, dan ternyata hpnya hilang."

"Rasanya pasti nyesek sekali. Gemes, marah, kecewa, campur aduk kayak bubur ayam. Ibarat ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya," demikian komentar seorang sahabat gen JW.

Bukan gen JW kalau pamer pada kebuntuan, bangga pada kegagalan. Tampolan Lutfi justru malah membuat tulisan kembali dalam wujud yang lebih baik.

Fokus dan relakan. Menulis dengan konsentrasi dan mengamati tulisan untuk direvisi berkali-kali. Agar menjadi lebih lezat, lebih enak untuk dibaca.

Menulis dari ide yang paling sederhana memudahkan kita untuk eksekusi. Terus digosok hingga akhirnya menjadi berlian.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x