Simak! Berikut Efek yang Terjadi pada Tubuh Jika Kurang Tidur

- 15 April 2021, 19:28 WIB
Ilustrasi stress.
Ilustrasi stress. /pixabay/Mohamed_hassan

ARAHKATA - Setiap orang dianjurkan untuk tidur sesuai dengan kebutuhannya.

Orang dewasa rata-rata disarankan untuk tidur selama 7-8 jam sehari.

Ketika jam tidur kurang dari yang dibutuhkan dan tidak terpenuhi, ada beberapa konsekuensi yang terjadi pada tubuh, yaitu:

Baca Juga: Bolehkah Minum Es Teh Manis Saat Buka Puasa?

1. Memengaruhi sistem syaraf pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.

Sistem saraf pusat ini berfungsi sebagai pusat pengendali utama pada tubuh.

Dalam hal ini, tidur diperlukan agar sistem saraf pusat tetap berfungsi dengan baik.

Di mana, insomnia kronis bisa mengganggu cara tubuh dalam mengirim dan memproses informasi.

Selama tidur, jalur saraf akan terbentuk di antara sel saraf (neuron) di otak yang membantu kamu mengingat informasi baru yang telah kamu pelajari.

Baca Juga: Edhy Prabowo Disebut Gunakan Uang Suap untuk Belanja di AS

Kurang tidur akan membuat otak kamu kelelahan, sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Kamu juga mungkin akan lebih sulit berkonsentrasi atau mempelajari hal-hal baru.

Sinyal yang dikirim tubuh kamu mungkin juga tertunda, menurunkan koordinasi kamu dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Kurang tidur juga berdampak negatif pada kemampuan mental dan kondisi emosional kamu.

Baca Juga: Minta Maaf, Ini Isi Surat Kim Jung Hyun untuk Seohyun

Saat kurang tidur, kamu mungkin akan merasa lebih tidak sabar atau cenderung mengalami perubahan suasana hati. Itu juga dapat membahayakan proses pengambilan keputusan dan kreativitas.

Kurang tidur bisa memicu mania pada orang yang mengalami gangguan mood bipolar.

Risiko psikologis lainnya termasuk:

• Perilaku impulsif
• Kegelisahan
• Depresi
• Paranoia
• Pikiran untuk bunuh diri

Kamu mungkin juga akan mengalami microsleep atau tidur sekejap tanpa disengaja di siang hari.

Microsleep di luar kendali kamu bisa sangat berbahaya pada kondisi tertentu, misalnya saat kamu sedang mengemudi.

Baca Juga: Viral Foto Chanyeol Saat Tengah Jalani Wamil, Netizen: Botaknya Ganteng!

2. Menurunkan sistem kekebalan

Saat kamu tidur, sistem kekebalan kamu akan menghasilkan zat pelindung yang melawan infeksi seperti antibodi dan sitokin.

Sistem imunitas menggunakan zat ini untuk memerangi penjajah asing seperti bakteri dan virus.

Sitokin tertentu juga bisa membantu kamu untuk tidur, sehingga sistem kekebalan kamu lebih efisien untuk mempertahankan tubuh kamu dari penyakit.

Dengan demikian, kurang tidur dapat mencegah sistem kekebalan kamu membangun kekuatannya.

Baca Juga: Ketika Peler Bedebu jadi Nama Makanan Khas Kepulauan Seribu

Jika kamu tidak cukup tidur, tubuh kamu mungkin tidak dapat menangkis penyerang, dan mungkin juga membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit.

Kurang tidur dalam jangka panjang juga meningkatkan risiko kondisi kronis, seperti diabetes melitus dan penyakit jantung.

3. Memengaruhi sistem pernapasan

Hubungan antara tidur dan sistem pernapasan berjalan dua arah.

Gangguan pernapasan malam hari yang disebut obstructive sleep apnea (OSA) dapat mengganggu tidur kamu dan menurunkan kualitas tidur.

Baca Juga: Lokasi Ini Jadi Pengawasan Satpol PP Bandung Selama Ramadhan 2021

Saat kamu bangun sepanjang malam, hal ini dapat menyebabkan kurang tidur, yang membuat kamu lebih rentan terhadap infeksi pernapasan seperti flu biasa dan flu.

Kurang tidur juga dapat memperburuk penyakit pernapasan yang sudah ada, seperti penyakit paru-paru kronis.

4. Mengganggu sistem pencernaan

Selain makan terlalu banyak dan tidak berolahraga, kurang tidur merupakan faktor risiko lain untuk menjadi kelebihan berat badan dan obesitas.

Pasalnya, tidur dapat memengaruhi tingkat dua hormon dalam tubuh, leptin dan ghrelin yang mengontrol perasaan lapar dan kenyang.

Leptin memberi tahu otak kamu bahwa kamu sudah cukup makan.

Baca Juga: Tips Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah Saat Puasa

Tanpa tidur yang cukup, otak kamu mengurangi leptin dan meningkatkan ghrelin, yang merupakan perangsang nafsu makan.

Perjalanan hormon ini bisa menjelaskan mengapa seseorang mungkin makan berlebihan di malam hari.

Kurang tidur juga bisa membuat kamu merasa terlalu lelah untuk berolahraga.

Seiring waktu, berkurangnya aktivitas fisik dapat membuat berat badan bertambah karena kamu tidak cukup membakar kalori dan tidak membangun massa otot.

Kurang tidur juga menyebabkan tubuh kamu melepaskan lebih sedikit insulin setelah kamu makan. Padahal insulin ini diperlukan untuk membantu menurunkan kadar gula darah (glukosa) kamu.

Baca Juga: Hukum Puasa Tanpa Sahur, Bolehkah?

Selain itu, kurang tidur dapat menurunkan toleransi tubuh terhadap glukosa dan dikaitkan dengan resistensi insulin. Gangguan tersebut dapat menyebabkan diabetes melitus dan obesitas.

5. Memengaruhi sistem kardiovaskular

Tidur terbukti dapat memengaruhi proses yang menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah kamu, termasuk yang memengaruhi gula darah, tekanan darah, dan tingkat peradangan.

Tidur juga memainkan peran penting dalam kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dan memperbaiki pembuluh darah dan jantung.

Alhasil, orang yang kurang tidur dilaporkan lebih mungkin terkena penyakit kardiovaskular.

Sebuah analisis mengaitkan insomnia dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.

Baca Juga: Adab Malam Pertama untuk Pasangan yang Baru Menikah

6. Memengaruhi sistem endokrin

Sistem endokrin adalah kumpulan kelenjar yang menghasilkan hormon-hormon.

Produksi hormon di dalam tubuh ini salah satunya bergantung pada tidur.

Misalnya, untuk produksi testosteron, kamu membutuhkan setidaknya 3 jam tidur tanpa gangguan.

Artinya, jika kamu terus bangun di sepanjang malam, hal itu dapat memengaruhi produksi hormon.

Baca Juga: Berikut Niat dan Doa Setelah Sholat Dhuha Beserta Artinya

Gangguan tidur juga dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan terutama pada anak-anak dan remaja.

Hormon-hormon ini padahal diperlukan untuk membantu tubuh membangun massa otot dan memperbaiki sel dan jaringan, selain fungsi pertumbuhan lainnya.

Kelenjar pituitari sebenarnya melepaskan hormon pertumbuhan sepanjang hari. Namun, tidur dan olahraga yang cukup bisa membantu pelepasan hormon ini.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x