Yuk Mengenal Aritmia, Penyebab Jantung Terhenti

- 27 Mei 2022, 22:14 WIB
Mengenal aritmia jantung
Mengenal aritmia jantung /pixabay/@Pexels

ARAHKATA - Pernahkah kamu mendengar di sebuah berita bahwa seorang atlet alami henti jantung saat bertanding ataupun usai melakukan olahraga sedang maupun berat?

Sedikit banyaknya mungkin dari kita penasaran, sebenarnya apa sih yang mengawali berhentinya kerja jantung pada manusia?

Dr. Rerdin Julario, SpJP(K), Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia dan Intervensi dari Mayapada Hospital Surabaya mengatakan bahwa henti jantung disebabkan oleh aritmia.

Baca Juga: WNA AS Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Batur, Diduga Serangan Jantung

"Aritimia atau gangguan irama jantung adalah gangguan pada sistem kelistrikan jantung," ucap Rerdin dalam keterangan tertulis resminya dikutip Arahkata Jumat, 27 Mei 2022.

"Hal itu menyebabkan denyut jantung menjadi lebih lambat (bradikardi), lebih cepat (takikardi), atau tidak beraturan."

"Denyut jantung dikendalikan oleh sistem kelistrikan sehingga dapat berdenyut dengan irama yang teratur," sambungnya.

Baca Juga: Cara Jitu Tekan Lonjakan Kolesterol di Momen Lebaran, Gegah Risiko Serangan Jantung

Jadi, seseorang dapat jatuh dan meninggal dalam waktu yang singkat apabila salah penanganan ketika henti jantung maupun terlambat memperoleh pertolongan medis.

Normalnya, jantung manusia akan berdenyut 60–100 kali/menit.

Ketika tak berdenyut dengan normal, jantung tak dapat memompa darah sesuai fungsinya dan mengakibatkan gangguan asupan darah ke organ tubuh lainnya.

Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan organ penting lainnya.

Baca Juga: Berakhir! Manusia Pertama yang Terima Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia

Gejala aritmia juga tak sama dan berbeda-beda pula untuk setiap orang tergantung dari jenis aritmia yang dialami.

Indikasi yang biasanya dirasa adalah jantung berdebar (palpitasi), nyeri dada, sesak nafas, mudah lelah, keringat dingin, rasa akan pingsan.

Jika terlambat diberikan penanganan, aritmia dapat jadi penyebab henti jantung yang dapat berujung pada kematian.

Aritmia biasanya muncul saat olahraga, stress atau setelah terpapar kafein, nikotin dan obat-obatan tertentu.

Baca Juga: Yuk! Jaga Kesehatan Jantung dengan Cara Ini

Aritmia juga dipengaruhi oleh penyebab risiko lain seperti mempunyai penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, hipo/hipertiroid, penyakit jantung bawaan, dan faktor genetik.

Aritmia juga menaikkan risiko seseorang mengalami stroke 4–5 kali lebih besar dibanding yang tidak mengalami aritmia.

Data CDC tahun 2017 menyebutkan bahwa aritmia menyebabkan stroke iskemik sebesar 15–20 persen.

Baca Juga: Baik untuk Kesehatan Jantung, Berikut Fakta Daun Kelor!

Untuk mendiagnosa aritmia, dokter akan mengevaluasi gejala dan riwayat medis pasien melalui pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti Elektrokardiografi (EKG), Treadmill Test, Holter Monitor, dan Electrophysiology Study (EP Study).

“Electrophysiology Study adalah golden standard untuk mendiagnosa aritmia," tutur Rerdin.

Baca Juga: Ragam Manfaat Kacang Hijau yang bisa Mencegah Penyakit Jantung

"Melalui pemeriksaan ini, dapat dipetakan aktifitas listrik jantung sehingga titik penyebab gangguan kelistrikan jantung dapat diketahui."

"Berdasarkan hasil EP Study dapat ditentukan jenis aritmia dan terapi yang dibutuhkan untuk mengembalikan irama jantung normal,” pungkas Rerdin.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah