Melonjak! Singapura Catat 3.155 Kasus Varian Omicron

23 Januari 2022, 15:00 WIB
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan bahwa negaranya mengonfirmasi Omciron. /YouTube/CNA/

ARAHKATA - Singapura mencatat kasus pasien COVID-19 varian Omicron mencapai 3.155 per Jumat 21 Januari 2022.

Sebanyak 2.794 di antaranya kasus lokal dan 361 kasus impor. Hal ini diketahui melonjak dari hari sebelumnya yang mencatat 1.472 kasus.

Singapura kemungkinan besar akan segera menghadapi gelombang besar Omicron.

Baca Juga: Alert! Pertama Kalinya Omicron Terdeteksi di Singapura

"Kenyataannya, proporsinya cenderung lebih tinggi, mungkin mendekati 90 persen atau lebih. Omicron jelas mendominasi varian Delta di Singapura," kata gugus tugas multi-kementerian Gan Kim Yong pada konferensi pers, dikutip Arahkata, Minggu 22 Januari 2022.

Kementerian Kesehatan Singapura mengingatkan infeksi COVID-19 Omicron bisa berlipat ganda. Angkanya kemungkinan akan melonjak hingga melampaui 15 ribu kasus per hari.

"Mengingat varian Omicron lebih menular, kemungkinan kita akan segera melihat gelombang yang signifikan. Kasus bisa berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari dan bisa mencapai 10.000 hingga 15.000, atau bahkan lebih, per hari," kata kementerian itu dalam rilis media.

Baca Juga: Masuk Omicron, Pemerintah Singapura Minta Warga Vaksin Booster

Meski begitu, sebagian besar kasus Omicron bergejala ringan. Terutama mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan yang menerima vaksinasi booster.

"Persentase mereka yang membutuhkan suplementasi oksigen, perawatan intensif atau meninggal jauh lebih rendah daripada saat gelombang Delta. Ini sejalan dengan pengalaman negara-negara lain seperti Afrika Selatan dan Inggris," tambahnya.

Mengingat tingkat keparahan Omicron yang lebih rendah, Depkes Singapura memusatkan perhatiannya pada jumlah pasien di unit perawatan intensif daripada jumlah kasus baru.

Baca Juga: 2 Orang Kena Omicron di Singapura, Ini Gejala yang Dialami

"Namun demikian, transmisibilitas Omicron yang lebih tinggi menunjukkan bahwa kita tidak dapat lengah, karena peningkatan jumlah kasus secara keseluruhan yang tidak terkendali masih dapat mendorong penerimaan rumah sakit dan ICU ke tingkat yang tidak dapat dikelola," tambahnya.***

Editor: Tia Martiana

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler