Rusia dan Ukraina Bertemu di Turki, Erdogan Beri Desakan Ini!

29 Maret 2022, 21:00 WIB
Erdogan menyampaikan pidatonya untuk Rusia dan Turki agar segera berdamai/ /Hurriyet Daily News

 

ARAHKATA - Presiden Recep Tayyip Erdoğan mendesak utusan tim negosiasi Ukraina dan Rusia agar sepakat berdamai dengan 'mengakhiri tragedi.'

Tragedi tersebut dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari yang lalu dan telah berlangsung lebih dari 30 hari.

Desakan Erdogan pada delegasi Rusia dan Ukraina disampaikan pada pidatonya saat pembicaraan tatap muka di Istanbul, hari ini 29 Maret.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Segera Damai? Ini Pernyataan Volodymyr Zelensky

“Memastikan gencatan senjata dan perdamaian sesegera mungkin akan menguntungkan semua pihak. Kami pikir kami telah memasuki periode di mana hasil nyata harus dicapai dalam pembicaraan. Mengingat kemajuan saat ini, Anda sebagai anggota delegasi telah melakukan tanggung jawab bersejarah,” kata Erdogan dalam pidatonya pada pembukaan pertemuan para delegasi di kantor Presiden Dolmabahce dalam Hurriyet Daily News dikutip ARAHKATA, Selasa 29 Maret 2022.

“Seluruh dunia sedang menunggu kabar baik dan bermanfaat dari Anda. Anda sedang meletakkan dasar untuk perdamaian sejalan dengan arahan para pemimpin Anda. Kami siap menerima segala bentuk kontribusi yang akan memudahkan pekerjaan Anda,” tambahnya.

Adalah kepentingan semua orang untuk mencapai gencatan senjata dan perdamaian sesegera mungkin, kata Erdogan, mengungkapkan optimismenya untuk mendapatkan hasil yang nyata dari negosiasi.

Baca Juga: Belum Usai Ukraina, Kini Armenia Desak Rusia Lawan Azerbaijan

Presiden Erdogan mengatakan, “Namun, selama Anda meminta, kami akan terus memberikan peluang memfasilitasi selama Anda membutuhkannya.”

Proses negosiasi meningkatkan harapan untuk perdamaian dan menyenangkan seluruh dunia dan Turki dengan sepenuh hati mendukung pembicaraan dalam konteks ini, kata presiden Erdogan.

Ankara telah melakukan upaya tulus di semua tingkatan untuk mencegah eskalasi sejak hari pertama krisis dan berusaha memenuhi persyaratan lingkungan, persahabatan, dan kedekatan antara masyarakat di negara-negara tersebut, kata Erdogan.

Baca Juga: Serangan Berlanjut Meskipun Akan Berdamai, Ini Tujuan Utama Rusia

“Secara pribadi, saya melakukan pekerjaan diplomatik yang intens dengan banyak rekan saya, terutama kepala negara yang terhormat. Di semua platform internasional, di mana kami memiliki suara, kami telah menunjukkan pendekatan yang adil yang melindungi, mengawasi hak, hukum, dan kepekaan kedua belah pihak,” kata Erdogan.

Sebagai negara yang telah menyaksikan banyak penderitaan di wilayahnya, Turki telah bekerja untuk mencegah gambaran serupa di utara Laut Hitam, tambah Erdogan.

“Kami percaya bahwa tidak akan ada yang kalah dalam perdamaian yang adil. Memperpanjang konflik bukanlah kepentingan siapa pun,” pungkasnya.

Baca Juga: Minta Ketatkan Sanksi, Ini Desakan Zelensky untuk Barat

Pembicaraan sebelumnya yang berlokasi di Belarusia gagal membuat 'kemajuan' dalam mengakhiri perang selama lebih dari sebulan ini.

Dimana tragedi tersebut telah menewaskan ribuan orang dan mengusir lebih dari 10 juta warga Ukraina dari rumah mereka, termasuk hampir 4 juta pengungsi di beberapa negara Eropa.

Menjelang pembicaraan di Istanbul, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya siap untuk menyatakan netralitasnya, seperti yang diminta Moskow.

Baca Juga: 7 Negara Uni Eropa Desak Warganya Tidak Ikut Perang di Ukraina!

Selain itu Ukraina juga terbuka untuk berkompromi atas wilayah timur Donbas yang diperebutkan.

Rusia telah lama menuntut agar Ukraina menghilangkan tidak bergabung dengan NATO yang dianggap Moskow sebagai ancaman.

Zelensky menekankan bahwa negara itu membutuhkan jaminan keamanannya sendiri sebagai bagian dari kesepakatan apa pun.***

 

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Hurriyet Daily News

Tags

Terkini

Terpopuler